Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Balita Disuap Makanan Pedas agar Terbiasa, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 12/11/2021, 08:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya orangtua yang menyuapi anaknya dengan makanan pedas agar anak tersebut ketika sudah bisa sanggup makan pedas viral di media sosial pada Mnggu (7/11/2021).

Informasi itu dilengkapi dengan video singkat yang menampilkan seorang anak balita sedang disuapi oleh orang dewasa.

"Saya mengklarifikasi mengajarkan bayi makan cabe.supaya bsarnya sanggup mkan cabe.sebab kaknya udah 2 1/2 blum sanggup mkan cabe.adeknya sudh mulai bs," tulis pengunggah di akun TikTok ini.

Tidak sedikit pengguna TikTok yang menyaksikan video tersebut turut menyayangkan apa yang terjadi di dalam video itu.

Hingga Kamis (11/11/2021) sore, video itu sudah ditonton sebanyak lebih dari 1,4 juta kali dan disukai sebanyak 23.900 kali oleh pengguna TikTok lainnya.

Baca juga: Viral, Video Lokomotif KA Keluarkan Kobaran Api, Apa yang Terjadi?

Bolehkah balita diberi makanan pedas?

Dokter spesialis anak dari RSCM Muzal Kadil mengatakan bahwa anak dengan usia masih di bawah 1 tahun tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan pedas.

Sebab, sistem pencernaan yang dimiliki tubuh sang anak belum siap.

"Kesiapan makanan pedas sudah boleh diberikan minimal usia 1 tahun, namun lebih baik lagi jika diberikan setelah usia 3 tahun," ujar Muzal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Muncul Tulisan E-Toll Card Expired Saat Transaksi di Gerbang Tol, Apa Solusinya?

Ia menambahkan, rasa pedas yang diberikan pada makanan bisa berupa cabai atau bumbu-bumbu seperti jahe, kunyit, bawang putih, kayumanis, pala, dan lainnya.

"Makanan pedas yang berupa bumbu di atas sebenarnya cukup bermanfaat sebagai anti inflamasi, mengurangi mual, menambah nafsu makan, dan menambah kekebalan tubuh, bila dikonsumsi secara benar dan tidak berlebihan," lanjut dia.

Yang perlu diperhatikan bagi orangtua adalah bumbu-bumbu pedas itu jika dikonsumsi terlalu banyak dapat membuat iritasi di mulut kerongkongan, lambung, dan usus.

Akibatnya, menimbulkan peradangan dan muncul gejala sakit perut, mual, bahkan diare.

Baca juga: Viral, Video Truk Bawa Puluhan Motor Hangus Terbakar di Tol Nganjuk, Bagaimana Awalnya?

Cara kerja sistem pencernaan anak

Ilustrasi bayi tumbuh gigi Ilustrasi bayi tumbuh gigi

Di samping itu, Muzal menjelaskan, kematangan saluran cerna seorang anak telah mencapai hampir seperti orang dewasa yakni saat ia menginjak usia 3 tahun.

Kendati demikian, pada umur 1 tahun saluran cerna anak sudah mulai siap menerima beraneka ragam jenis makanan, karena enzim, hormon, mikroflora, serta persarafan saluran cerna sudah cukup sempurna dan lengkap.

Fungsi saluran cerna

Saluran cerna memiliki fungsi yang sangat kompleks antara lain:

  • Pencernaan (digesti)
  • Penyerapan (absorpsi)
  • Ekskresi
  • Metabolik
  • Sistem saraf
  • Pembatas dengan dunia luar (barrier)
  • Pertahanan tubuh baik secara fisis, biokimiawi, maupun imunologis

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui dari Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 6-11 Tahun

Muzal mengatakan, ada juga peran penting bagi organ-organ dalam yang menjalankan sistem pencernaan.

"Fungsi pertahanan epitel usus merupakan kemampuan epitel usus untuk memberi batasan antara lingkungan luar dan internal tubuh dan membentuk pertahanan yang dibentuk," katanya lagi.

Dengan fungsi tersebut, patogen, antigen, alergen, maupun molekul toksik yang masuk ke lumen saluran cerna tidak dapat masuk ke dalam jaringan usus, akhirnya ke sirkulasi tubuh, sehingga dapat menggangu tumbuh-kembang anak.

Baca juga: Penjelasan Polres Bima soal Oknum Polantas yang Disebut Pukul dan Tendang Pengendara Motor

Sementara, perkembangan fungsi digesti, absorpsi, transport makanan di sepanjang saluran cerna, fungsi pertahanan baik secara fisis maupun imunologis terhadap patogen, antigen dan alergen sangat penting untuk tumbuh kembang anak pada awal tahun kehidupan.

Sebab, perkembangan sistem pencernaan manusia dimulai sejak masa konsepsi dan mengalami kemajuan pesat hingga 40 minggu.

"Walaupun pertumbuhan pesat terjadi di dalam kandungan, usus terus mengalami pertumbuhan sampai mendekati maturitas dewasa saat anak berusia sekitar 3 tahun," imbuh dia.

Baca juga: Viral Satu Keluarga Diusir Saat Berteduh di Pos Polisi, Ini Penjelasan Kepolisian

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Makanan untuk Jaga Kesehatan Usus Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com