Oleh karena itu pada 2019 dia memberanikan diri menulis surat ke Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump.
Aksi berkirim surat bukan kali pertama dilakukan Nina. Saat dia kelas 5 SD, Nina mengirim surat ke Bupati Gresik tentang kerusakan lingkungan yang terjadi di dekat tempat tinggalnya.
Nina juga pernah mengirim surat ke Kanselir Jerman, Angela Merkel; Perdana Menteri Belanda Mark Rutte; Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Sumberdaya Air Belanda, Barbara Visser.
Selain itu dia mengadakan aksi demo di depan gedung konsulat Amerika bersama teman-temannya dan tim Ecoton, organisasi yang bergerak di bidang hukum lingkungan.
"Dari aksi itu, banyak jurnalis, media yang tertarik nasional maupun internasional, ada pembuat film Jerman yang membaca berita tentang Nina, dan ingin membuat film dokumenter bersama," ujar siswi SMP Negeri 12 Kabupaten Gresik itu.
Film dokumenter itu berjudul "Girls for Future" atau "kinder de klimaat" dalam bahasa Jerman.
Nina mengatakan film itu bercerita tentang 4 anak perempuan yang berjuang melawan krisis iklim. Ada yang dari India, Afrika, Australia, dan Indonesia.
Nina merupakan gadis yang berasal dari Indonesia di film tersebut. Dengan bangga film dokumenternya diputar di COP26.
"Banyak orang yang termotivasi, terinspirasi, ada penonton yang menangis," imbuh Nina.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pertempuran 10 November 1945
Peran Nina di dunia internasional itu tidak lepas dari dukungan orang tuanya. Ayahnya, Prigi Arisandi adalah Direktur Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton).
Dia lebih dikenal dengan Prigi Ecoton, merupakan salah satu aktivis pelindung sungai. Sementara itu ibunya, Daru Setyo Rini, bertindak sebagai Manajer Program Ecoton.
"Orang tua saya adalah aktivis pelindung sungai jadi saya dari kecil diajarkan untuk mencintai dan menjaga lingkungan," ulasnya.
Dia mengungkapkan isu-isu yang menarik baginya adalah semua tentang lingkungan, climate change, sampah plastik, mikroplastik, dan yang pasti sampah impor.
Nina dijuluki "Polisi Sampah" oleh teman-temannya, karena sering memperingatkan untuk tidak menggunakan sampah plastik sekali pakai.
Lalu, saat ditanya apa cita-citanya ketika sudah dewasa kelak, jawaban Nina mantap.
"Saya ingin menjadi menteri lingkungan hidup dan kehutanan besok," tegasnya.
Baca juga: Sepinya Sepi, The Sin Nio, dan Para Pahlawan yang Tak Tercatat Sejarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.