Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kenapa Tes PCR Tidak Digratiskan?

Kompas.com - 26/10/2021, 10:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GEGARA cemas pagebluk Corona seperti di akhir tahun 2020 akan melonjak kembali di akhir tahun 2021 maka pemerintah memaklumatkan kewajiban PCR bagi para calon penumpang pesawat terbang.

Baca juga: Polemik Tes PCR Jadi Syarat Naik Pesawat hingga Jokowi Minta Harga Turun Jadi Rp 300.000

Bingungologi

Sayang maklumat dimaklumatkan secara membingungkan. Maklumat wajib tes PCR saling beda antara Menteri Dalam Negeri dengan Menteri Perhubungan sementara mungkin akibat sudah terlalu terbebani beban tambahan urusan Olahraga bahkan Pemuda maka Menteri Pariwisata no komen.

Kewajiban tes PCR agak mirip kewajiban tes wawasan kebangsaan yang fungsinya terkesan jika bisa dipersulit kenapa tidak dipersulit saja.

Kewajiban tes PCR bagi para calon penumpang pesawat terbang juga terkesan komersial selama tes PCR masih harus berbayar.

Alasan tes PCR memang tidak bisa tidak harus berbayar akibat tes PCR memang wajib berbayar sebab mustahil digratiskan pada hakikatnya secara alasanologis terkesan dipaksakan belaka.

Sebab sudah terbukti secara nyata tak terbantahkan bahwa anak-anak muda di Kupang berhasil menggratiskan tes PCR yang berarti hoaks apabila menyatakan tes PCR mustahil digratiskan.

Kalau mau pasti mampu.

Memang dapat dimengerti bahwa para produsen dan distributor tes PCR bukan para dermawan atau filantropis maka mustahil mereka menggratiskan produk mereka kecuali memang sengaja ingin membangkrutkan diri sendiri.

Kenapamologi?

Namun perlu disimak kenyataan tak terbantahkan pula bahwa tes PCR terbukti bisa gratis di Australia, Selandia Baru, Jerman untuk warga negeri masing-masing.

Kenapa bisa begitu?

Jawabannya sederhana yaitu karena biaya penyelenggaraan tes PCR diambil-alih sepenuhnya oleh pemerintah. Berarti kalau mau pasti mampu menggratiskan tes PCR.

Tentu saja contoh tes PCR digratiskan bisa dilaksanakan apabila pemerintah mendukung dengan mudah digugurkan dengan dalih lain padang lain belalang yaitu pemerintah Indonesia tidak sama dengan pemerintah negara-negara yang mampu. 

Memang dengan mudah harapan tes PCR gratis langsung digugurkan dengan alasan pemerintah Indonesia tidak punya dana untuk menggratiskan tes PCR di Indonesia.

Meski kemudian secara kenapamologis muncul sebuah pertanyaan lain menghantui kalbu sanubari mereka yang masih mau bertanya.

Jika pemerintah punya uang untuk membangun sirkuit balap mobil, rel kereta api super cepat bahkan membangun ibukota baru lalu kenapa pemerintah tidak punya uang untuk menggratiskan tes PCR yang secara langsung terkait bukan hanya kesehatan namun juga nyawa para calon penumpang pesawat terbang?

Tampaknya rumput bergoyang pun tidak akan mampu kecuali mau menjawab pertanyaan yang terakhir ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com