Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Cappuccino, Racikan Kopi Tua yang Sudah Berusia Ratusan Tahun

Kompas.com - 25/10/2021, 14:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Seduhan cappuccino bukan seduhan baru, meski minuman ini baru populer di Amerika di pertengahan tahun 1980-an.

Di tanah Itali dan benua Eropa, campuran kopi, susu dan gula ini sudah meraja bertahun-tahun sebelumnya, dinikmati dari generasi ke generasi.

Cappuccino mengalami banyak modifikasi. Dari yang awalnya hanya berupa adukan kopi dan gula, menjadi sajian cappuccino yang kompleks seperti sekarang ini, yang menjadi menu wajib di kedai dan kafe kopi.

Di wilayah Kesultanan Turki, tradisi minum kopi sudah ada sejak ratusan tahun sebelum cappuccino lahir di Amerika.

Di sana bubuk kopi dan air direbus bersama, dan terkadang ditambah beberapa sendok gula sebagai pemanis.

Melansir dari The Spruce Eats, di tahun 1700-an, penduduk Inggris dan Perancis sudah mengenal langkah menyaring kopi menggunakan filter khusus. 

Daripada merebus kopi dengan air seperti nenek moyangnya, masyarakat Inggris di sekitar tahun tersebut, beralih ke metode menyeduh kopi dengan menggunakan filter kopi. 

Inilah yang ditengarai sebagai cikal bakal cappuccino, meski bentuk seduhannya masih teramat sederhana.

Baca juga: Mengusir Kantuk dengan Menghirup Aroma Kopi

Lahirnya cappuccino

Di akhir tahun 1700-an, lahirlah minuman bernama kapuziner di Wina, Austria. Di tahun 1805, kapuziner dideskripsikan sebagai minuman kopi dengan gula dan krim. Dan di tahun 1850, kata "spices" ditambahkan ke dalam deskripsi kapuziner. 

Nah minuman ini, memiliki warna cokelat yang senada dengan warna jubah yang dikenakan para capuchin atau kapuzin, para frater yang hidup di Wina.

Minuman yang hampir sama dengan kapuziner juga lahir di waktu yang sama, bernama franziskaner. Bertekstur lebih creamy, minuman ini diberi nama berdasarkan jubah cokelat ala biarawan-biarawan Fransiskan.

Ilustrasi kopi latteNutnarin Ilustrasi kopi latte
Nama "capuchin" sendiri dalam bahasa Itali memiliki arti tudung. Nama ini diambil karena capuchin memiliki warna cokelat layaknya tudung atau jubah para biarawan Ordo Kapusin.

Meski Wina sudah memiliki kapuziner, namun sajian cappuccino original pertama lahir di Itali pada tahun 1900-an, tak lama setelah mesin espresso pertama lahir yaitu di tahun 1901.

Namun, rekaman sejarah atau bukti otentik sejarah soal cappuccino baru muncul di tahun 1930.

Di Itali, cappuccino tak menunggu waktu lama untuk melejit ke seluruh kafe dan restoran di negara tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com