Lebih lanjut, Andi mengatakan, saat puncak hujan Meteor Orionid terjadi, intensitasnya 13-14 meteor per jam.
Kecepatan turunnya Meteor Orionid bisa mencapai 66 kilometer (km) per detik, atau 237.600 km/jam.
"Hujan Meteor Orionid berasal dari sisa debu komet Halley yang mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali," kata dia.
Baca juga: Viral Foto Awan Mirip Ombak di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG
Hujan meteor ini merupakan salah satu di antara beberapa hujan meteor lain yang dinantikan setiap tahunnya, selain Leonid, Geminid, Lydird, dan Perseid.
Andi menuturkan, adanya fenomena astronomi hujan Meteor Orionid tersebut tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat lantaran ukuran meteorid yang tak lebih dari 10 meter.
"Sejauh ini tidak perlu dikhawatirkan karena meteoroid berukuran kurang dari 10 meter, sehingga habis terbakar atmosfer Bumi," ujar dia.
"Tetapi kami tetap memantau jika terjadi fireball maupun bolide yang akan terjadi sewaktu-waktu," tandasnya.
Baca juga: Jangan Lupa, Puncak Hujan Meteor Sextantid Bisa Disaksikan Besok Subuh