Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan BMKG: Waspada La Nina Jelang Akhir Tahun hingga Februari 2022

Kompas.com - 18/10/2021, 17:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengeluarkan peringatan dini mewaspadai datangnya La Nina jelang akhir tahun 2021.

“Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini terjadi suhu anomaly muka air laut,” ujar Dwikorita pada konferensi Pers BMKG Senin (18/10/2021).

Menurut dia, nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.

Dia mengatakan, kondisi tersebut berpotensi akan terus berkembang.

Sehingga,  perlu segera dilakukan persiapan menyambut datangnya La Nina 2021/2022 yang akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.

Baca juga: Waspada, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Fenomena La Nina

Menurut Dwikorita, dari kejadian La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada bulan November, Desember, dan Januari.

Curah hujan meningkat terutama di wilayah Sumatera Selatan, Jawa-Bali, NTT, Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi bagian Selatan.

Peningkatan curah hujan bulanan tersebut menurutnya berkisar 20 sampai 70 persen di atas normal.

“La Nina tahun ini diprediksi memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu yang diikuti berbagai bencana hidrometeorologi yang terjadi secara sporadik di wilayah terdampak,” ujarnya.

BMKG pun mengingatkan agar seluruh pihak meningkatkan kewaspadaannya.

Baca juga: Diperpanjang, Ini Penyesuaian Aturan PPKM 19 Oktober-1 November 2021

Perkiraan musim hujan

Dalam siaran persnya, Dwikorita juga menyampaikan perkembangan musim hujan 2021-2022.

Menurut dia, saat ini hampir 20 persen wilayah zona musim Indonesia memasuki musim hujan, yakni:

Aceh bagian tengah, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, Lampung bagian barat, Banten bagian timur, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, Kalimantan tengah bagian timur, Pulau Taliabu dan Pulau Seram bagian selatan.

Baca juga: Sudah Mulai Terjadi La Nina, Ini Prediksi Waktu Puncaknya Menurut BMKG


Waspada cuaca ekstrem peralihan musim

Pihaknya mengingatkan, Oktober ini beberapa wilayah akan mengalami transisi atau peralihan musim.

Sehingga perlu diwaspadai terjadinya puting beliung atau cuaca ekstrem terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Dwikorita juga mengingatkan agar pihak terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La Nina, agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kenncang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com