Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Una Marson: Penyiar, Penulis, dan Tokoh Feminis Asal Jamaika

Kompas.com - 10/10/2021, 20:35 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Marson adalah penyiar perempuan kulit hitam pertama yang bekerja di sana. Ia memulai karier jurnalistiknya sebagai penulis naskah di studio televisi.

Melansir BBC, ketika perang pecah, layanan TV BBC tutup mendadak. Marson pun pindah ke radio, baik sebagai penyiar atau penulis.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Boediono (2009-2014)

Salah satu siaran fenomenalnya adalah wawancara dengan pemimpin band jazz Ken "Snakehips" Johnson.

Dalam rekaman yang agak rapuh dari 1940, Marson mewawancarai Ken beberapa bulan sebelum dia dibunuh oleh serangan bom London Blitz, tepatnya pada hari ini, 10 Oktober, 81 tahun yang lalu.

Marson bergabung dengan BBC penuh waktu pada Maret 1941, ketika ia menjadi Asisten Program di departemen "Empire Programmes".

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Jusuf Kalla (2004-2019)

Ia sempat diperiksa oleh dinas keamanan Inggris untuk memastikan tidak akan ada keberatan dengan jurnalis berkulit hitam.

Ketertarikannya pada puisi tercurahkan melalui Caribbean Voices, sebuah program mingguan dalam seri Calling the West Indies, yang dimulai menjelang akhir Perang.

Program yang dia inisiasi ini membahas mengenai puisi dan cerita pendek oleh penulis Karibia. Program ini banyak mengungkap penulis potensial tetapi belum terkenal, atau baru mulai membangun reputasi internasional.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Mohammad Hatta (1945-1956)

Mengidap skizofrenia

BBC mengakui bahwa ada sebuah laporan yang mengatakan bahwa Marson menerima diskriminasi rasial dari rekan-rekannya.

Dalam sebuah laporan rahasia tentang penampilannya selama kursus pelatihan BBC menyebutkan, meskipun umumnya positif ada catatan tentang kesulitan sosial yang dia hadapi karena "prasangka yang tidak diragukan lagi ada di antara beberapa staf".

Kendati demikian, Marson dinilai bekerja dengan baik di belakang layar maupun saat siaran.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Hamengku Buwono IX (1973-1978)

Marson mencurahkan banyak waktu untuk bekerja dan berkegiatan di akivitas sosial.

Sampai pada akhir 1945, Marson mulai merasa kelelahan dan ingin pulang kembali ke Jamaika untuk istirahat. Namun kondisi kesehatannya tiba-tiba memburuk di luar kendalinya.

Marson dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan karena mengalami delusi penganiayaan. Pada Mei 1946, ia divonsi skizofrenia. Marson pun ditahan.

BBC yang telah memberinya masa cuti sakit, memutuskan untuk membantu perjalanannya kembali ke Jamaika, untuk bisa beristirahat di tanah kelahirannya.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Pada 1965, ia menerima hibah dari British Research Council untuk melakukan studi tentang perkembangan sosial Jamaika. Temuan itu akan dimasukkan ke dalam semi otobiografi yang mulai ia kerjakan.

Namun, pada Maret tahun yang sama, saat bertugas di Haifa, Israel, Marson jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Jamaika.

Sekembalinya di Jamaika, Una Marson dirawat di Rumah Sakit St. Josephs, Kingston.

Namun akibat penyakitnya, Una Marson meninggal di Jamaika pada 5 Mei 1965. Ia dimakamkan pada 10 Mei di Pemakaman Half-Way-Tree Parish.

Baca juga: Menengok Bagaimana Ebola Membantu Afrika Menghadapi Virus Corona...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com