Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menampilkan tangkapan layar percakapan WhatsApp menyebut vaksin Covid-19 Sinova dan AstraZeneca mengandung DNA babi, beredar di media sosial.
Berdasarkan pantauan Tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan tersebut keliru alias hoaks.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan ahli menegaskan vaksin Sinovac dan Astrazeneca tidak mengandung DNA babi.
Vaksin Covid-19 juga tidak mengubah DNA manusia menjadi DNA babi.
Informasi mengenai kandungan babi dalam vaksin Sinovac dan AstraZeneca diunggah oleh akun ini di Facebook.
Berikut isi unggahannya:
yg di suntik nyan kon daging, kon enzim babi, tapi DNA babi, tgk.
si drou aneuk ingin tupeu sou yah jih, sou mak jih, maka DNA nyou yg di cek,tgk
sangat bahaya that but Komunis / PKI dajjal penjajah indonesia jawa teroris nyan, tgk.
meunyou DNA tanyou nyan ka jeut keu DNA babi, sangat² bahaya, tgk
Sementara isi percakapan dalam tangkapan layar WhatsApp adalah sebagai berikut:
Hati-hatilah DNA Manusia
diubah jadi DNA Babi
Saya dan keluarga besar ogah divaksin Corona.
Vaksin Sinovac buatan Cina dan vaksin Astrazeneca buatan Inggris, yang sama-sama mengandung DNA babi, wapres Ma’ruf Amin, tidak jadi persoalan?
Lantas, bagaimana kebenaran informasi itu?
Melansir pemberitaan Kompas.com, MUI dalam fatwanya Nomor: 02 Tahun 2021 Tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science Co. LTD China dan PT Bio Farma (Persero) telah menegaskan bahwa vaksin Sinovac tidak mengandung bahan turunan babi.
Selain itu, bahan yang digunakan juga berasal dari bagian tubuh manusia pada seluruh tahapan proses produksi.
Meski produksi Sinovac bersentuhan dengan barang najis mutawassithah, sehingga dihukumi mutanajjis, tetapi sudah dilakukan pensucian yang telah memenuhi ketentuan pensucian secara syar'i.