Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Varian R.1 di Amerika Serikat, seperti Apa Karakteristiknya?

Kompas.com - 24/09/2021, 18:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Menurut Amesh A. Adalja, MD dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, varian R.1 merupakan versi virus SARS-CoV-2 yang mengalami mutasi terkait dengan perubahan fungsi dari virus.

Dengan kata lain, seperti halnya strain baru, R.1 dapat memengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli. Akan tetapi, identifikasi strain baru tidak selalu menyebabkan kepanikan.

Walaupun varian baru apa pun dapat menimbulkan ancaman, Dr. Adalja mengatakan, kecil kemungkinan varian R.1 akan menyalip varian Delta sebagai mutasi virus SARS-Cov-2 yang paling parah.

"Saya menduga itu tidak akan menjadi masalah besar karena tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan Delta. Sangat sulit bagi jenis mutasi ini untuk mendapatkan pijakan di negara yang memiliki varian Delta," kata dia.

Ia menyebutkan, varian ini berpotensi menginfeksi lebih banyak orang yang disuntik vaksin Covid-19.

"Masalahnya adalah mutasi ini memang memiliki mutasi yang kita lihat dengan varian B dan G yang dilupakan orang. Itu mungkin membuat infeksi terobosan lebih umum, tetapi ini bukan tentang itu," ujar Dr. Adalja.

Apa cara terbaik untuk tetap aman dari varian R.1?

Semua tindakan keamanan yang sama yang diterapkan sebelumnya masih berlaku ketika strain baru diidentifikasi.

Asisten profesor peneliti penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg Northwestern, Ramon Lorenzo Redondo, PhD, mengatakan, cara terbaik untuk menjaga diri agar aman dari berbagai strain SARS-Cov-2 apa pun, adalah dengan mendapatkan vaksinasi lengkap.

Selain itu, terus mempraktikkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan CDC. Salah satunya adalah menggunakan masker di tempat umum.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan varian baru adalah dengan menghentikan jumlah infeksi. Jika Anda mendorong populasi ke jumlah yang sangat rendah dan keragamannya terbatas, virus tidak dapat berkembang sebanyak itu," kata Redondo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com