Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 Mu dan Delta, Lebih Berbahaya Mana?

Kompas.com - 11/09/2021, 06:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

“Pelepasan kekebalan berarti bahwa virus cenderung tidak dapat dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Jadi ketika kami memberikan vaksinasi, dan seseorang memiliki episode virus yang sudah ada sebelumnya, tubuh membuat antibodi sehingga jika virus itu muncul lagi, Anda akan melawannya,” kata Theodore Strange, MD, associate chair of medicine di Staten Island University Hospital New York.

Masih dibutuhkan penilitian lebih lanjut untuk mengetahui secara spesifik tingkat penularan varian Mu.

Sementara, melansir Medical News Today, Rabu (16/6/2021), berdasarkan data dari Inggris, varian delta 60 persen lebih menular daripada varian Alpha atau B.1.1.7.

Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London Inggris Wendy Barclay menjelaskan, bahwa varian delta lebih menular daripada yang sebelumnya karena beberapa mutasi kunci pada protein lonjakan, yang memungkinkan virus untuk menembus dan menginfeksi sel sehat.

“Varian Delta memiliki dua mutasi penting dalam protein lonjakannya, atau set mutasi. Salah satunya di situs pembelahan furin, yang menurut kami cukup penting untuk kebugaran virus di saluran napas," kata dia.

Varian Delta kini mejadi varian yang mendominasi di berbagai negara.

Baca juga: Kemenag Terbitkan Aturan Peribadatan Terbaru Selama PPKM, Ini Rinciannya

Prevalensi

Mengutip Euro News, Kamis (2/9/2021), dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.

Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global. Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen.

Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan varian ini sangat tidak pasti dan tergantung pada apakah kasus tumbuh secara substansial dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, terutama dengan adanya varian Delta yang menyebar cepat.

Sementara untuk varian Delta, diberitakan BBC, 25 Juli 2021, varian Delta telah terdeteksi di 124 wilayah di seluruh dunia.

Varian ini diperkirakan menjadi dominan secara global dalam beberapa bulan mendatang. WHO memperkirakan bahwa kemungkinan akan ada lebih dari 200 juta kasus yang dikonfirmasi dalam hitungan minggu.

Infeksi varian Delta meningkat, terutama di Eropa dan kawasan Pasifik Barat. Beberapa negara bagian Barat mulai melonggarkan pembatasan karena tingkat kematian telah turun.

Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki akses vaksinasi atau tingkat vaksinasinya lambat, menghadapi ancaman yang lebih mematikan dari varian ini.

Baca juga: Kominfo dan Pemblokiran Situs Palsu Pedulilindungia.com

Resistensi terhadap vaksin

WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Kendati demikian, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Data awal menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Meski begitu, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Halaman:

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com