KOMPAS.com - Ramai di media sosial soal fenomena laut bercahaya di selatan Jawa pada Rabu (8/9/2021).
Foto tersebut diambil oleh satelit dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, yang mendeteksi adanya "Milky Seas" di laut selatan Jawa.
A recent study led by our partners at @CIRA_CSU, found that satellites from @NOAA's @JPSSProgram can detect a fascinating nocturnal phenomenon called "milky seas."
What do you think is the cause?
The answer may be a bit illuminating.Find out: https://t.co/i8I4fReICy pic.twitter.com/67OR8AyG0f
— NOAA Satellites (@NOAASatellites) July 30, 2021
Beberapa warganet yang baru mengetahui hal tersebut, berasumsi bahwa fenomena laut itu terjadi karena pergerakan lempeng.
"Baru tau," tulis salah satu akun Twitter.
"Mungkin itu buih2 air karena terjadi pergerakan lempeng bumi bawah laut, siap2 aja gempa dahzat Jawa," tulis pengguna lain.
Lalu, apa sebenarnya fenomena tersebut?
Baca juga: Mengenal Vaksin Johnson & Johnson dan Cansino yang Dapat Izin EUA BPOM
Dilansir dari situs jurnal Nature, (29/7/2021), para peneliti dari AS menemukan adanya Milky Seas (lautan susu, karena dalam satelit terlihat seperti larutan susu) berukuran besar di Samudra Hindia bagian timur, atau tepat di selatan Jawa.
Temuan ini berdasarkan pencitraan dari alat pendeteksi milky seas bernama Day/Night Band (DNB).
Adanya Milky Seas di selatan Jawa ini terjadi pada tahun 2019, dan peristiwa ini berlangsung selama dua siklus bulan penuh yakni 26 Juli-9 Agustus 2019 dan 25 Agustus-7 September 2019.
Pada malam 25 Juli, DNB mendeteksi anomali bercahaya di selatan Surakarta, Jawa, dekat 9,5 derajat LS, 111 derajat BT.
Deteksi di tengah kondisi cahaya bulan yang moderat menunjukkan sumber emisi yang sangat kuat.
Diketahui, luas area lautan yang berwarna ini atau dikenal Milky Seas kira-kira 100.000 meter persegi atau setara dengan luas Islandia.
Namun, fenomena ini tidak terdeteksi pada siang hari.
Baca juga: Waspada Virus Nipah, Ini Gejala, Diagnosis, dan Cara Penularannya
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan pada Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan pengertian Milky Seas.