Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Disebut Akan Alami Hiperendemi Covid-19, Apa Itu?

Kompas.com - 28/08/2021, 10:31 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menuturkan, Indonesia berpotensi mengalami pandemi Covid-19 dalam waktu yang lama.

Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi geografi dan demografi Indonesia.

"Bisa saja di masing-masing negara ada kasus yang bertahan, tetapi sedikit dapat dimitigasi dengan baik risikonya," kata Hermawan, dikutip dari Antara, Kamis (26/8/2021).

"Tetapi bisa jadi juga di beberapa negara akan ada kasus yang tetap tinggi, walaupun WHO sudah mencabut status pandemi," sambungnya.

Tak hanya endemi, Hermawan bahkan menyebut Indonesia akan mengalami hiperendemi.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Akan Jadi Endemi, Apa Artinya?

Lantas, apa yang dimaksud dengan hiperendemi?

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, hiperendemi merujuk pada kehadiran wabah secara terus-menerus dalam satu wilayah.

Tak hanya itu, wilayah disebut mengalami hiperendemi ketika suatu wabah atau penyakit dengan kasus yang sangat banyak dan mudah terdeteksi di populasi.

"Ada juga yang mengistilahkan hiperendemi sebagai satu penyakit yang hampir sama di setiap populasi usia," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Ramai soal Covid-22, Benarkah Lebih Berbahaya daripada Covid-19?

Terjadi peningkatan kasus

Dalam kaitannya dengan Covid-19, Dicky menyebut endemi bisa berubah menjadi hiperendemi ketika terjadi peningkatan kasus.

Sebagai informasi, endemi merupakan penyakit yang selalu ada pada populasi atau wilayah tertentu. Salah satu penyakit endemi yang banyak dibicarakan adalah malaria.

Terkait potensi Indonesia mengalami hiperendemi, ia belum bisa memastikan secara tepat.

"Status endemi ini kan belum jelas kapannya. Yang jelas, pasti akan terjadi," jelas dia.

Baca juga: Viral, Video Barcode Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Tidak Dapat Dipindai dengan Aplikasi PeduliLindungi

Menurutnya, hiperendemi akan terjadi di Indonesia ketika penanganan Covid-19 dilakukan sekedarnya dan minim strategi.

Jika strategi pandemi Covid-19 tidak berubah dan hanya mengandalkan vaksinasi, maka Indonesia akan mengalami hiperpandemi.

Baik epidemi, pandemi, endemi, maupun hiperendemi, Dicky menyebut semua istilah tersebut dikeluarkan epidemiolog untuk menggambarkan suatu penyakit.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan kesempatan untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi publik terkait kesehatan.

"Sekali lagi kita menyadari dalam situasi pandemi Covid-19 bahwa kesehatan menjadi masalah bersama yang penting untuk diketahui dan dicegah potensi wabah. Salah satunya ya memahami definisi istilah itu," tutupnya.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Ramai Efek Samping Moderna yang Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Pandemi, Endemi, dan Epidemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

Tren
Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Tren
Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Tren
Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com