Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Porang Bisa Gantikan Beras, Mana yang Lebih Sehat?

Kompas.com - 22/08/2021, 22:57 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut porang akan menjadi makanan sehat sebagai pengganti beras pada masa depan dalam beberapa kesempatan belakangan.

Porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbs dan juga rendah kadar gula. Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” paparnya.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Jokowi mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjac, di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Kamis (19/8/2021).

Hasil panen porang amat menjanjikan per musim tanam, yakni bisa mencapai Rp 40.000.000 dalam kurun delapan bulan di musim tanam pertama.

Menurut Jokowi, industri porang memiliki nilai yang sangat besar dan pasarnya pun masih terbuka lebar untuk digarap dalam negeri. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan porang di pasar ekspor.

Baca juga: Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki yang Sedang Naik Daun

Porang dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan di antaranya berupa beras dan mi shirataki, kwetiau, bakso, sosis, es krim, tepung, chips, dan sebagainya.

Makanan berbentuk mi dan beras ini dipercaya bagus untuk menurunkan berat badan. Kandungan kalorinya tidak sebanyak nasi putih maupun karbohidrat lainnya.

Untuk membandingkan mana yang lebih sehat antara shirataki dan nasi dari beras, silakan mengamati perbedaan efeknya bagi kesehatan:

Mengenal beras porang alias shirataki

Shirataki bisa berupa beras dan mi yang terbuat dari glucomannan, sejenis serat yang berasal dari akar tanaman konjac atau konnyaku.

Tanaman ini banyak tumbuh di Jepang, China, dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Di Jepang sendiri, akar konjac diolah menjadi banyak hal, seperti tahu, obat-obatan, hingga pengganti nasi.

Dilansir dari The Kitchn, shirataki dibuat dengan cara mencampur serat glukomanan dengan air dan sedikit kapur agar mudah dibentuk.

Ketiga campuran bahan ini kemudian direbus lalu dibentuk memanjang hingga berbentuk tipis layaknya mi pada umumnya. Namun, ada pula yang dibentuk menyerupai nasi.

Shirataki mengandung karbohidrat yang lebih sedikit daripada mi atau beras pada umumnya.

Mi shirataki ini justru mengandung banyak serat, tetapi bukan dari pati atau zat tepung.

Laman Healthline menyebutkan bahwa terdapat sekitar 97 persen air dan 3 persen serat glukomanan dalam shirataki.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com