Bendungan Paselloreng terletak Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dan memiliki kapasitas tampung 138 juta meter kubik.
Memiliki luas genangan 169 hektar, bendungan ini mampu mengairi areal persawahan seluas 8.510 hektar serta berpotensi menjadi sumber air baku untuk 4 kecampatan sebesar 200 liter per detik.
Bendungan Paselloreng yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 771,69 miliar ini juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng sebesar 1.000 meter kubik per detik.
Tak hanya itu, bendungan ini juga akan mendukung pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata serta konservasi Sumber Daya Air pada kawasan green belt.
Baca juga: Mengenal Sabo Dam, Solusi Penanggulangan Banjir Lahar Gunung Merapi...
Bendungan Bendo berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dibangun dengan tinggi 71 meter, bendungan ini mampu menampung air sebesar 43,11 juta meter kubik.
Nantinya, air tersebut digunakan untuk meningkatkan irigasi seluas 7.800 hektar di Kabupaten Ponorogo dan Madiun yang merupakan sentra pertanian di Jawa Timur.
Baca juga: Disebut Jokowi Makanan Masa Depan, Ini Potensi dan Kegunaan Tanaman Porang
Tak hanya itu, Bendungan Bendo juga akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku doomestik dan industri berkapasitas 790 liter per detik.
Rinciannya, 418 liter per detik untuk Kabupaten Madiun dan 372 liter per detik bagi Kabupaten Ponorogo.
Bendungan Bendo juga akan mereduksi banjir di Kota Ponorogo dari 1.300 meter kubik per detik menjadi 490 meter kubik per detik serta menjadi pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...