Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Vaksin Dosis Ketiga dan Jenis Pasien yang Harus Diberi

Kompas.com - 21/08/2021, 10:14 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Manfaat vaksin Covid-19 dosis ketiga perlu Anda ketahui untuk meningkatkan efeketivitas vaksin virus corona ini.

Diketahui bahwa kasus infeksi virus Covid-19 masih melonjak meski banyak orang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Oleh karena itu, pemerintah berinisiatif untuk memberikan vaksin dosis ketiga sebagai booster dan memperpanjang efektivitas vaksin menurut Pusat Pencegahan dan Perlindungan Penyakit AS (CDC).

Sejumlah penelitian menyatakan bahwa perlindungan oleh vaksin mRNA, yaitu Pfizer dan Moderna, terhadap Covid-19 akan memudar setelah beberapa bulan. Ada kemungkinan hal itu terjadi pada vaksin jenis lain.

Contoh sebuah penelitian di Israel menunjukkan bahwa mereka yang mendapat vaksin Pfizer masih rentan terkena Covid-19.

Misalnya pasien yang divaksinasi pada Januari 2021 kemungkinan 2,26 kali lebih besar terkena Covid-19 dibanding orang yang divaksinasi pada April 2021.

Thaddeus Stappenbeck, pakar penyakit menular, menyebutkan bahwa uji coba vaksin mRNA lebih efektif 94 persen dalam menangkal Covid-19. Namun vaksin tersebut mulai memuda sekitar enam bulan kemudian.

Baca juga: Tentang Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga yang Harus Kamu Ketahui

Namun untuk mengukur soal penurunan efektivitas vaksin memang bukan cara yang mudah. Sebab, imunitas tubuh bukan hanya dipengaruhi oleh vaksin, tetapi oleh hal lain, seperrti aliran darah.

"Ada kekebalan berbasis seluler juga, dan itu lebih sulit untuk diukur," kata Stappenbeck dilansir Kompas Health.

Tantangan lain yang dihadapi ilmuwan dan peneliti adalah virus varian baru dari Covid-19. Sebab, Covid-19 terus berevolusi hingga membuat dokter, ilmuwan dan peneliti berpacu agar bisa beradaptasi lebih cepat.

Sementara itu, berdasarkan data Cleveland Clinic, vaksin Pfizer dan Moderna sangat efektif melawan varian delta. Namun agar imunitas tubuh lebih kuat, maka diperlukan dosis ketiga.

Itulah manfaat dosis ketga sebagai booster untuk lebih memperkuat imunitas tubuh setelah vaksin pertama dan kedua diberikan.

Efektifitas vaksin Siovac

Hal sama juga terjadi pada vaksin Sinovac. Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan kementerian Kesehatan RI, vaksin Sinovac sangat efektif melindungi tubuh dari virus Covid-19.

Seseorang yang mendapat dosis lengkap vaksin Sinovac mengurangi risiko Covid-19 hingga 94 persen.

Data itu juga menyebutkan bahwa vaksinasi lengkap dua dosis juga menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 dan mencegah kematian.

Vaksin Sinovac 2 dosis juga mencegah risiko perawatan sekitar 96 persen pada penderita Covid-19 dan mencegah 98 persen kematian akibat corona.

Jenis pasien penerima vaksin dosis ketiga

Lalu siapakah yang harus menerima vaksin dosis ketiga? Menurut CDC, vaksin dosis ketiga sebaiknya diberikan kepada pasien dengan kondisi sebagai berikut:

- Pasien yang menerima perawatan kanker aktif.

- Pasien transplantasi organ.

- Pasien transplantasi sel induk baru-baru ini.

- Pasien dengan infeksi HIV lanjut atau tidak diobati.

- Pasien dengan defisiensi imun sedang atau berat.

- Pasien yang dirawat dengan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Mengenal Pfizer, Vaksin Covid-19 yang Baru Tiba di Indonesia

Namun karena jumlah vaksin di Indonesia masih terbatas, maka pemerintah saat ini hanya memberikan vaksin Covid-9 dosis ketiga untuk tenaga kesehatan saja karena mereka termasuk kelompok berisiko tinggi. (Sumber: Kompas Health/ Penulis: Ariska Puspita | Editor: Ariska Puspita Anggraini)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com