KOMPAS.com - Jagad Twitter masih diramaikan dengan tagar #Jokowi404NotFound yang muncul sejak Sabtu (14/8/2021) hingga Minggu, (15/8/2021).
Sehari sebelumnya, tagar yang sama juga menjadi trending topik Twitter yang dicuitkan hingga 14.000 kali.
Tagar itu berisi Twit orang-orang yang mengkritik tentang dihapusnya mural bergambar Joko Widodo (Jokowi) secara tiba-tiba.
Mural yang ramai dibicarakan itu adalah mural wajah Presiden Jokowi berwarna hitam putih di Batuceper, Tangerang, Banten. Namun, polisi belum mengetahui siapa pembuat mural itu.
Setelah viral, polisi dan jajaran aparat terkait kini menghapus mural itu dengan menimpanya menggunakan cat warna hitam.
Baca juga: Ramai Mural Jokowi 404: Not Found dan Deretan Mural yang Dihapus Petugas
Apa itu 404 Not Found, dan bagaimana awal mula kemunculannya?
Mengutip news.com.au, pesan 404 Not Found adalah kode respons standar Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang dihasilkan saat pengguna mengakses tautan yang rusak atau mati.
Itu adalah cara internet untuk mengatakan bahwa Anda telah mencapai jalan buntu.
Disebutkan, pesan error ini muncul ketika sekelompok ilmuwan seperti Tim Berners-Lee dan co-developer Robert Cailliau di CERN (Swiss) mulai mengerjakan apa yang akan menjadi World Wide Web.
Untuk mewujudkan hal tersebut, para ilmuwan bekerja untuk membuat infrastruktur database yang menawarkan akses terbuka ke data dalam berbagai format.
Sementara basis data pusat World Wide Web terletak di kantor di lantai empat sebuah gedung, tepatnya kamar 404.
Di dalam kantor, sekitar 2-3 orang ditugaskan untuk secara manual mencari file yang diminta dan mentransfernya melalui jaringan ke orang yang membuat permintaan.
Namun tidak semua permintaan bisa dipenuhi, karena terdapat masalah seperti orang salah memasukkan nama file.
Ketika masalah ini menjadi lebih umum, orang-orang yang membuat permintaan yang salah akan mendapat pesan standar yang bunyinya:
"Room 404: file not found".
Baca juga: Apakah Membuat Mural Presiden Bisa Dipidana? Ini Penjelasan Ahli Hukum