Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Keluhan Warga Sempat Tak Boleh Masuk Mal karena Bukti Vaksin dari Luar Negeri

Kompas.com - 13/08/2021, 19:10 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Muncul permasalahan ketika data vaksinasi ibunda Sisil tidak terekam pada aplikasi Peduli Lindungi.

Padahal, yang bersangkutan telah melakukan vaksinasi secara lengkap menggunakan vaksin Pfizer, namun lokasinya bukan di Indnesia.

"Tapi karena mama Kak Sisil tinggal di luar negeri tapi masih WNI dan sudah vaksin di AS, pastinya data tidak ada di aplikasi Peduli Lindungi," ujar Mardiana. 

Menurut Mardiana, saat itu pihak mal mengambil langkah dengan sangat hati-hati. Ia dan keluarga sahabatnya dapat memaklumi hal tersebut.

Mardiana mengatakan, pihak mal akhirnya mengizinkan Mardiana dan keluarga Sisil untuk masuk.

"Kami sangat mengerti situasi mereka, karena kalau salah langkah mereka juga akan di kenakan sanksi. Akhirnya dari pihak mal mengambil foto bukti kartu vaksin dan minta nomor HP, lalu janu diizinkan masuk mal," terang Mardiana.

Dengan adanya kejadian ini, ia berharap, sebelum suatu sistem diterapkan, sebaiknya semua informasi dapat disampaikan dengan jelas. 

"Sehingga jika ada masalah seperti ini langsung dapat diselesaikan dengan cepat, tidak mencari-cari info lagi," kata Mardiana.

"Dan semoga ke depannya sistem aplikasinya bisa dikembangkan lagi sehingga data-data orang yang sudah vaksin di luar negeri, baik WNI yang tinggal di LN maupun WNA yang masuk ke Indonesia dan sudah divaksin, datanya terintegrasi," kata dia.

Penjelasan Kemenkes

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan, sertifikat vaksinasi Covid-19 dari luar negeri sah dan berlaku di Indonesia.

Akan tetapi, kata Na`dia, data penerima vaksinasi dari luar negeri itu harus dipastikan benar-benar asli dan terverifikasi.

Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan sebuah sistem yang dapat mengecek keaslian sertifikat vaksinasi dari luar negeri tersebut.

"Ini sedang disiapkan (sistemnya) untuk diintegrasikan dengan Peduli Lindungi, sekaligus dengan sistem terintegrasi ini bisa memastikan keaslian pemberian vaksinasi yg dilakukan di luar negeri," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

"Iya sah (sertifikat vaksin dari luar negeri), tapi harus ada sistem nanti untuk bisa terintegrasi ke Peduli Lindungi dan memastikan itu asli atau betul sudah divaksin," kata dia.

Kata Kominfo

Terkait sistem tersebut, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan, Kementerian Kominfo terus berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga untuk memperbaharui sistem aplikasi Peduli Lindungi.

"Kementerian Kominfo terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan PT Telkom untuk memutakhirkan aplikasi PeduliLindungi," ujar Dedy saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

Pemutakhiran tersebut termasuk dalam hal integrasi data masyarakat yang melakukan vaksinasi di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Tren
Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Tren
Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com