Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Labu Kuning untuk Obat Covid-19

Kompas.com - 02/08/2021, 15:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com – Beredar informasi tentang labu kuning yang diklaim bisa dipakai untuk obat Covid-19 di aplikasi perpesanan WhatsApp dan media sosial Facebook.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi terkait penggunaan labu kuning ini untuk obat Covid-19 adalah tidak benar.

Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan sejauh ini belum ada bukti terkait hal tersebut.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai labu kuning bisa digunakan untuk pengobatan Covid-19 beredar pada aplikasi berbagi pesan WhatsApp dan aplikasi media sosial Facebook.

Salah satu unggahan mengenai labu kuning untuk pengobatan Covid-19 ini diunggah oleh akun Facebook berikut

“Saya jadi gampang capek ngos 2an keringat dingin setelah kena covid jika jala dikit jauh tapi *setelah konsumsi labu kuning, alhamdulillah jalan jauh tidak capek dan berasa sehat*
Begitu juga ada tetangga yg positip saya suruh makan labu kuning hangat , alhamdulillah 3 hari sehat, langsung diswab hari ke 4 sudah negatif juga.
Labu ini bisa dibuat sayur bening dengan bayam, daun katuk, daun kelor dan enak banget dimasak lodeh apalagi dikasih pete...beuh corona lewat gak kliatan deh.
Copas dari WAG kang Herdiwan,” tulis akun tersebut.

hoaks labu kuning untuk obat Covid-19tanngkapan layar Facebook hoaks labu kuning untuk obat Covid-19

Konfirmasi Kompas.com

Terkait dengan adanya informasi yang mengatakan bahwa labu kuning bisa untuk mengobati Covid-19, Kompas.com menghubungi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi.

Saat dihubungi Nadia mengatakan hal tersebut tidak benar.

“Iyaa (Hoaks),” ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/8/2021).

Dirinya mengatakan labu kuning bukanlah termasuk ke dalam obat Covid-19.

Menurutnya yang termasuk ke dalam obat-obatan maka pasti akan terdapat rekomendasi dari organisasi profesi.

“Semua sayur maupun buah-buahan berfungsi untuk meningkatkan imunitas kita, tetapi tentunya ini perlu di kaji lebih lanjut,” ujar dia.

Adapun terkait dengan klaim kemampuan labu kuning ini maka untuk membuktikannya menurutnya perlu dilakukan uji klinis guna mendapatkan berapa jumlah dan kadar yang bisa memberikan korelasi dengan peningkatan kekebalan tubuh.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum juga mengatakan informasi soal labu kuning sebagai obat covid adalah tidak benar.

"Tidak benar," ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/8/2021).

Tan menegaskan hal ini karena labu kuning merupakan makanan.

Jika terdapat pihak yang menyebut labu kuning untuk obat Covid-19, maka dikatakan Tan, belum dapat membedakan obat dengan makanan.

Kesimpulan

Dari konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, informasi mengenai labu kuning bisa digunakan untuk pengobatan Covid-19 adalah tidak benar.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan labu kuning bukan termasuk ke dalam obat Covid-19. Selain itu belum ada penelitian mengenai hal itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com