Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Kembangkan Vaksin Covid-19 dalam Bentuk Bubuk

Kompas.com - 26/07/2021, 19:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber BBC

Pendiri ISR Ola Winquist, yang juga profesor imunologi di Institut Karolinska Swedia, mengklaim, vaksin bubuk yang mereka kembangkan akan lebih mudah didistribusikan.

"Perbedaan besarnya adalah, Anda dapat mendistribusikan vaksin (bubuk) dengan sangat mudah tanpa rantai dingin, dan dapat diberikan tanpa memerlukan fasilitas layanan kesehatan," kata Winquist.

Tengah diuji pada varian Beta dan Alpha

ISR saat ini sedang menguji vaksinnya pada virus corona varian Beta dan Alpha.

ISR meyakini bahwa vaksin yang tengah mereka kembangkan akan sangat berguna dalam mempercepat program vaksinasi di Afrika.

Negara-negara di Afrika menemui hambatan dalam program vaksinasi lantaran tidak ada negara di benua itu yang mampu memproduksi sendiri vaksin.

Tak hanya itu, faktor iklim yang lebih hangat dan pasokan listrik yang terbatas turut menjadi tantangan bear dalam hal penyimpanan dan distribusi vaksin Covid-19.

Namun, masih ada beberapa tahapan yang harus dilalui, termasuk serangkaian uji coba, untuk membuktikan potensi penuh dari vaksin bubuk buatan ISR.

Termasuk apakah vaksin tersebut dapat menawarkan tingkat perlindungan yang sama dengan vaksin-vaksin yang saat ini mendapat persetujuan WHO.

Sejauh ini, vaksin Covid-19 dalam bentuk bubuk baru diuji pada tikus.

Kendati demikian, ISR dan Iconovo telah mengumpulkan dana yang cukup untuk memulai studi pada manusia dalam dua bulan ke depan.

Penelitian lain

Sementara itu, perusahaan farmasi lain yang juga berbasis di Swedia, Ziccum, sedang mengembangkan teknologi yang dirancang untuk dapat menyimpan cairan vaksin dalam bentuk kering, tanpa mengurangi efektivitasnya.

Jika teknologi itu berhasil dikembangkan, hal tersebut diharapkan dapat mempermudah distribusi vaksin dalam bentuk "mentah" ke negara-negara berkembang, yang memungkinkan negara-negara itu untuk menyelesaikan tahap akhir produksi vaksin di dalam negeri.

Nantinya, bubuk vaksin cukup dicampur dengan larutan air steril sesaat sebelum imunisasi, dan kemudian disuntikkan menggunakan jarum.

CEO Ziccum Göran Conradsson mengatakan, teknologi tersebut tidak terbatas pada penyuntikan vaksin secara tradisional, tetapi juga memiliki potensi penggunaan yang luas, mulai dari semprotan hidung hingga vaksin dalam bentuk pil.

"Butuh banyak penelitian dan pengembangan untuk itu. Tapi pada prinsipnya, ya (bisa)," kata Conradsson.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com