KOMPAS.com - Rusia atau Federasi Rusia adalah nama resmi negara terbesar di dunia.
Namun, pada Olimpiade Tokyo 2020, negara tersebut tidak boleh menggunakan nama, bendera, atau lagu kebangsaan mereka.
Adapun Rusia akan bertanding dengan nama "ROC" yang merupakan akronim dari Russian Olympic Committee (Komite Olimpiade Rusia).
Mengutip AS, Jumat (23/7/2021), hal itu dilakukan karena Rusia mendapatkan sanksi dari Pengadilan Arbitase Olahraga (CAS) setelah dituduh menjalankan program doping yang didukung negara.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 Habiskan Dana Terbesar Sepanjang Sejarah
Pada 2020, CAS memberikan sanksi kepada Rusia karena beberapa pelanggaran doping.
Hal itu menyebabkan Rusia dilarang ikut serta pada semua acara olahraga besar selama dua tahun.
Sementara, atlet Rusia diizinkan untuk bersaing di kompetisi internasional tetapi mereka harus melakukannya di bawah bendera netral.
Karena keputusan tersebut, Rusia disebut ROC di Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin 2022 yang bakal diselenggarakan di Beijing, China.
Sedangkan untuk bendera, Rusia menggunakan simbol ROC yang melambangkan api olimpiade berwarna garis putih, biru, dan merah, serta merupakan warna bendera nasional. Garis itu terletak di atas lima cincin olimpiade.
Saat seorang atlet Rusia mencapai podium setelah memenangkan medali emas, lagu kebangsaan Rusia tidak akan diperdengarkan.
Namun, musik oleh komposer Pyotr Tchaikovsky, khususnya Konser Piano No. 1, akan diputar pada upacara perolehan medali.
Dilansir dari News, Sabtu (24/7/2021), pejabat pemerintah Rusia telah dilarang menghadiri acara besar apa pun.
Negara itu juga kehilangan hak untuk menjadi tuan rumah untuk turnamen.
Meski dilarang tampil atas nama negara, atlet Rusia diizinkan untuk bersaing dalam acara olahraga dengan nama ROC.
Presiden Komite Olimpiade Rusia, Stanislav Pozdnyakov mengklaim para atlet akan mendapatkan perlakuan tidak adil. Sementara, mereka masih ingin meraih medali dalam jumlah besar.