Negosiasi tambahan obat-obatan impor
Selain itu, juga dilakukan negosiasi untuk jumlah tambahan obat-obatan impor dengan beberapa negara lain.
“Selain mendorong produksi dalam negeri melalui BUMN farmasi, (kami) juga melakukan negosiasi untuk tambahan obat impor dengan misalnya India untuk mereka mau membuka kran impor, China, Turki, Bangladesh, Mesir,” tuturnya.
Ia menambahkan, obat-obatan yang biasanya digunakan dalam penanganan Covid-19 yang tersedia telah didistribusikan.
“Yang ada kita sudah distribusikan,” pungkas dia.
Baca juga: Alur Layanan Telemedicine, Cara Akses, hingga Obat Gratis untuk Pasien Isoman
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan langsung melakukan pengecekan ketika mendengar laporan dari Presiden Jokowi.
Budi pun meminta maaf atas kondisi itu.
Ia menjelaskan, berdasarkan data ketersediaan obat-obatan yang kini dapat dipantau secara online, obat untuk Covid-19 masih tersedia di Kota Bogor.
"Saya barusan cek ya, Pak, misalnya untuk Favipiravir di Apotek Kimia Farma Tajur Baru ada 4.900, Apotek Kimia Farma Juanda 30 ada 4.300, apotek Kimia Farma Semplak Bogor ada 4.200," kata Budi.
"Jadi saya nanti double check ya. Nanti ini saya kirim ke ajudan. Itu ada data online yang ada di RS itu bisa dilihat by kota. Untuk apoteknya Kimia Farma, Century, Guardian, K24," lanjutnya.
Baca juga: Warganet Keluhkan Pendaftaran Vaksin Covid-19 Pakai Fotokopi e-KTP, Ini Penjelasan Kemenkes