Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Fokus pada Kekebalan Kelompok Sebelum Bicara soal Dosis Ketiga Vaksin Covid-19

Kompas.com - 24/07/2021, 18:17 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan mulai memberikan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga kepada tenaga kesehatan.

Vaksinasi dosis ketiga atau booster ini dimulai di RSCM dan diberikan pada 50 guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan beberapa dokter, Jumat (16/7/2021)..

Booster hanya diperuntukkan bagi 1,4 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, sebagai kelompok yang paling rentan tertular Covid-19.

Juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah membentuk kekebalan kelompok.

"Kekebalan kelompok dulu yang kita kejar, untuk melindungi sesama, sebelum bicara suntikan tambahan," kata Reisa saat siaran pers PPKM dalam rangka Hari Anak Nasional yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/7/2021).

Baca juga: Gunakan Vaksin Moderna, Vaksinasi Booster Dosis Ketiga Nakes Dimulai

Dahulukan kelompok rentan

Berdasarkan data Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Sabtu (24/7/2021) pukul 12.00 WIB, baru 21,18 persen orang yang mendapat dosis pertama vaksin Covid-19 dari total taget sasaran vaksinasi.

"Kita masih perlu untuk memfokuskan untuk mengejar target, memvaksinasi orang-orang yang sudah kita masukan dalam kategori kelompok sasaran," kata Reisa, yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru.

Totalnya, ada 208.265.720 orang yang masuk dalam sasaran vaksinasi.

Data itu termasuk tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan remaja usia 12-17 tahun.

"Penyandang disabilitas, mereka yang tinggal di keluarga yang kurang sejahtera atau kawasan terpencil yang kita kategorikan sebagai masyarakat yang rentan," ujar Reisa.

Hanya bagi nakes

Pemberian booster bagi tenaga kesehatan (nakes) bukan tanpa alasan.

Alasan utamanya, kata Reisa, adalah untuk melindungi mereka dari gejala parah akibat Covid-19.

"Di bulan Juni dan Juli ini kasus banyak sekali bertambah. Rumah sakit penuh, para dokter, nakes lainnya sempat kewalahan, bahkan beberapa dari mereka telah gugur karena kelelahan kemudian terinfeksi virus corona," jelas dia.

Dengan jumlah nakes yang terbatas, perlindungan terhadap nakes perlu diperkuat. 

Oleh karena itu, pemberian booster sementara ini hanya diperuntukkan bagi naker.

Adapun dosis vaksin Covid-19 akan tetap difokuskan pada sasaran vaksinasi lainnya yang belum mendapat suntikan.

"Artinya, kita harus mengejar dulu yang belum divaksin. Memastikan vaksin dinikmati dengan merata oleh semua rakyat Indonesia sebelum kita bicarakan suntikan ketiga," kata Reisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com