Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah untuk Anak Terpapar Covid-19

Kompas.com - 24/07/2021, 13:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang anak terpaksa menjalani isolasi mandiri, karena kedua orang tuanya meninggal karena Covid-19.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (22/7/2021), ibunya meninggal dalam kondisi hamil 5 bulan dan ayahnya meninggal keesokan harinya.

Orangtua anak itu dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat karena positif Covid-19.

Anak tersebut diketahui positif, tetapi tidak bergejala. Ia pun dirawat di rumah ditemani tetangga dan kerabatnya. Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda.

Anak yang isolasi mandiri di rumah bukan pertama kali ini terjadi. Lantas, bagaimana protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak?

Baca juga: 2 Kriteria Sembuh dari Covid-19 untuk OTG dan Pasien Gejala Ringan

Panduan isoman untuk anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.

Menurut rekomendasi IDAI, saat anak menjalani isolasi mandiri maka orang tua tetap dapat mengasuh anak yang positif Covid-19 tersebut.

Bagi orang tua atau pengasuh yang merawat disarankan adalah orang yang memiliki risiko rendah untuk mengalami pemburukan Covid-19.

Adapun jika ada anggota keluarga yang positif, IDAI juga mengatakan ia dapat diisolasi bersama dengan anak yang juga tengah isolasi.

Apabila orang tua dan anak berbeda status Covid-19nya maka disarankan untuk diberikan jarak tidur 2 meter di tempat tidur yang terpisah.

Saat isolasi mandiri, maka orang tua harus memberikan dukungan psikologis pada anak.

Syarat isoman

Dalam dokumennya, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:

  1. Tidak bergejala/asimptomatik
  2. Gejala ringan (seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam
  3. Anak aktif, bisa makan minum
  4. Menerapkan etika batuk
  5. Memantau gejala atau keluhan
  6. Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari
  7. Memperhatikan lingkungan rumah/kamar apakah memiliki ventilasi yang baik atau tidak.

Hal yang perlu disiapkan

Lalu apa yang perlu dipersiapkan di rumah? Menurut IDAI dua alat berikut perlu disiapkan:

  1. Termometer (pengukur suhu)
  2. Oxymeter (pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi).

Sementara itu obat yang perlu disediakan adalah:

1. Obat demam
2. Multivitamin, termasuk vitamin C dengan ketentuan:

  • 1-3 tahun: maksimal 400 mg/hari
  • 4-8 tahun: maksimal 600 mg/hari
  • 9-13 tahun: maksimal 1200 mg/hari
  • 14-18 tahun: maksimal 1800 mg/hari
  • Serta termasuk vitamin D3 dengan ketentuan:
  • Kurang dari 3 tahun: 400 U/hari
  • Anak: 1.000 U/hari
  • Remaja: 2.000 U/hari
  • Remaja Obesitas: 5.000 U/hari

3. Zink

Untuk ketentuan zink yakni 20 mg per hari selama 14 hari.

Baca juga: Kisah Anak 10 Tahun Isoman Sendirian, Ayah dan Ibu Meninggal karena Covid-19

Pelaksanaan isolasi mandiri di rumah

Berikut ini protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak, dilansir laman Corona Jakarta:

1. Cek suhu badan anak setiap pagi dan sore
2. Periksa saturasi oksigen dan denyut nadi
3. Pantau frekuensi pernapasan anak. Tingkat pernapasan menunjukkan tanda bahaya ketika:

  • Usia >2 bulan : 60 kali/menit
  • 2-11 bulan : 50 kali/menit
  • 1-5 tahun : 40 kali/menit
  • >5 tahun : 30 kali/menit.

4. Tinggal di rumah
5. Gunakan masker dan pelindung mata saat Anda berada di dekat anak-anak Anda.

Penggunaan masker dianjurkan untuk anak usia dua tahun ke atas atau jika anak sudah bisa memakai dan melepas masker sendiri.

Orang tua dapat memastikan masker digunakan dengan benar dan memberi mereka "masker istirahat" ketika mereka sendirian atau dua meter dari orang lain. Masker tidak perlu digunakan saat anak sedang tidur

7. Jaga jarak
8. Mencuci tangan
9. Terapkan etika batuk yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam lengan atas.

Bawa anak Anda ke rumah sakit jika mereka menunjukkan gejala berikut:

  • Tidur berlebihan
  • Sesak napas
  • Bentuk dada yang tidak normal dan kesulitan bernapas
  • Saturasi oksigen kurang dari 95%
  • Mata merah, ruam, leher bengkak
  • Demam lebih dari tujuh hari
  • Penangkapan
  • Kehilangan selera makan
  • Mata cekung
  • Keluaran urin rendah
  • Penurunan kesadaran.

Panduan lengkap Isolasi Mandiri Anak-anak dapat didownload di sini.

(Sumber: Kompas.com/Zakarias Demon Daton, Nur Rohmi Aida | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Rizal Setyo Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com