KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.
Melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (14/7/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 188.566.243 (188 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 172.398.439 (172 juta) pasien telah sembuh, dan 4.065.173 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 12.102.631 dengan rincian 12.023.797 pasien dengan kondisi ringan dan 78.834 dalam kondisi serius.
Baca juga: Ramai Lonjakan Kasus Covid-19 Disebutkan karena Vaksinasi, Ini Penjelasan Kemenkes
Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:
1. Amerika Serikat: 34.801.736 kasus, 623.391 orang meninggal, total sembuh 29.303.607
2. India: 30.944.893 kasus, 411.439 orang meninggal, total sembuh 30.096.865
3. Brasil: 19.152.065 kasus, 535.924 orang meninggal, total sembuh 17.770.617
4. Rusia: 5.833.175 kasus, 144.492 orang meninggal, total sembuh 5.236.214
5. Perancis: 5.820.849 kasus, 111.407 orang meninggal, total sembuh 5.650.969
Baca juga: Rekor 1.040 Kematian akibat Covid-19, Apa Penyebabnya?
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.
Hingga Selasa (13/7/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 47.899. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 2.615.529 orang.
Dengan hal itu, membuat Indonesia menempati posisi pertama dengan penambahan tertinggi di dunia.
Posisi kedua ditempati oleh Brasil dengan penambahan kasus baru virus corona sebanyak 45.094, diikuti Spanyol, India, dan Inggris yang menempati posisi kelima.
Baca juga: 3 Juta Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Ditujukan untuk Siapa?
Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan sebanyak 20.123 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 2.139.601 orang.
Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 864 orang.
Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini menjadi 68.219 orang.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Malaysia untuk yang pertama kali semenjak pandemik pada Maret 2020, mencatatkan angka penularan Covid-19 tertinggi sebanyak 11.079 kasus dalam sehari.
Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah di Putrajaya, mengatakan angka kematian dilaporkan sebanyak 125 kasus.
Berdasarkan laporan dari Kuala Lumpur yang diwartakan Antara, Selasa (13/7/2021), Selangor menjadi negeri tertinggi mencatatkan kasus baru, yakni sebanyak 5.263 kasus.
Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman
Kemudian diikuti Kuala Lumpur sebanyak 1.521 kasus, Negeri Sembilan (1.033), Kedah (497), Sarawak (472), Johor (406), Perak (329), Melaka (323), Pahang (321), Sabah (239), Pulau Pinang (234) dan Kelantan (211).
Noor Hisham mengatakan, hingga kini terdapat 96.236 kasus aktif dan 972 kasus sedang dirawat di ICU dengan 456 kasus masih memerlukan alat bantuan pernapasan.
Mengenai kasus kematian, Noor Hisham mengatakan, 57 kasus dilaporkan di Selangor, Kuala Lumpur (20), Negeri Sembilan (13), Melaka (sembilan), masing-masing tujuh kasus di Kedah dan Johor, serta tiga kasus di Pahang.
Baca juga: Menilik Posisi Kasus Covid-19 di Indonesia Dibandingkan dengan Negara Lain
Vietnam akan menawarkan vaksin virus corona yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan BioNTech sebagai opsi dosis kedua untuk orang yang pertama kali diinokulasi dengan vaksin AstraZeneca.
Kampanye inokulasi massal Vietnam masih dalam tahap awal, dengan kurang dari 300.000 orang telah divaksin penuh sejauh ini.
Negara itu telah menggunakan vaksin vektor virus AstraZeneca dan minggu lalu menerima pengiriman 97.000 dosis suntikan mRNA Pfizer-BioNTech.
"Vaksin Pfizer akan diprioritaskan untuk orang yang diberi suntikan pertama AstraZeneca 8-12 minggu sebelumnya," kata pemerintah Vietnam dikutip dari Reuters, Selasa (13/7/2021).
Beberapa negara, termasuk Kanada, Spanyol, dan Korea Selatan, telah menyetujui pencampuran dosis tersebut terutama karena kekhawatiran tentang pembekuan darah yang jarang dan berpotensi fatal terkait dengan vaksin AstraZeneca.
Sebuah penelitian di Spanyol menemukan bahwa kombinasi Pfizer-AstraZeneca sangat aman dan efektif, menurut hasil awal.
Baca juga: Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar individu tidak mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.
Dilansir dari Reuters, Selasa (13/7/2021), WHO menyebutnya sebagai "tren berbahaya" karena diperlukan lebih banyak data tentang dampak kesehatan.
"Ada sedikit tren berbahaya di sini. Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat," kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.
Baca juga: Panduan Melakukan Proning untuk Tingkatkan Saturasi Oksigen Pasien Covid-19
Swaminathan menyebut pencampuran vaksin "tidak berbasis data", tetapi kemudian mengklarifikasi pernyataannya melalui sebuah twit.
"Individu tidak boleh memutuskan sendiri, lembaga kesehatan masyarakat dapat, berdasarkan data yang tersedia," katanya dalam twit.
"Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu-imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi," imbuhnya.
Baca juga: Beda Varian Delta dengan SARS-CoV-2