Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Viral Bikin Alat Oksigen dari Aerator Akuarium | Skenario Terburuk jika Kasus Harian Tembus 40.000

Kompas.com - 07/07/2021, 05:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Selasa (6/6/2021).

Informasi seputar video viral pembuatan alat oksigen dengan aerator akuarium, mendominasi perhatian pembaca.

Selain itu, informasi perihal skenario terburuk kasus Covid-19 Indonesia, penjelasan Lapan soal suhu dingin hingga bantuan obat bagi warga Jabar yang isoman, juga menarik perhatian publik.

Berikut berita terpopuler di laman Tren sepanjang Selasa (6/6/2021) hingga Rabu (7/6/2021) pagi:

1. Viral alat pembuat oksigen

Beredar di media sosial video yang membagikan cara membuat alat oksigen untuk membantu mereka yang butuh bantuan oksigen karena Covid-19.

Video ini juga beredar di berbagai grup WhatsApp, di tengah sulitnya mendapatkan tabung oksigen di berbagai daerah.

Dalam video itu, dijelaskan cara membuat O2 hanya menggunakan sejumlah bahan dengan biaya di kisaran Rp 100.000-an.

Adapun bahan yang digunakan dalam video tersebut adalah alat penghasil gelembung udara di kolam ikan (aerator), botol air mineral, serta selang.

Berita selengkapnya bisa disimak di sini:

Baca juga: Video Viral Bikin Alat Oksigen dari Aerator Akuarium, Apakah Bisa? Ini Penjelasan Ahli

 

ISOLASI—Beberapa pasien positif covid-19 menjalani isolasi di kereta medik darurat atau emergency medical train (EMT) buatan PT INKA di Kota Madiun. Kereta medik itu mulai dibanjiri pasien covid-19 setelah ruang isolasi di rumah sakit rujukan di kota pendekar penuh.KOMPAS.COM/Dokumentasi PT INKA ISOLASI—Beberapa pasien positif covid-19 menjalani isolasi di kereta medik darurat atau emergency medical train (EMT) buatan PT INKA di Kota Madiun. Kereta medik itu mulai dibanjiri pasien covid-19 setelah ruang isolasi di rumah sakit rujukan di kota pendekar penuh.

2. Skenario terburuk Covid-19 Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan skenario jika situasi Covid-19 di Indonesia jatuh ke situasi terburuk.

Dalam konferensi pers virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7/2021) Luhut mengatakan, pemerintah sudah berjaga-jaga apabila angka kasus harian Covid-19 terus melonjak signifikan.

"Angka ini bisa terus naik. Seperti kemarin 29 ribu, bisa saja kita mungkin sampai ke 40 ribu, atau lebih," kata Luhut.

Luhut menyebutkan, persiapan untuk menghadapi situasi terburuk juga dilakukan dengan cara menghubungi negara-negara tetangga untuk minta bantuan.

Simak berita selengkapnya di sini:

Ini Skenario Terburuk yang Disiapkan Pemerintah jika Kasus Harian Tembus 40.000 Kasus

3. Penjelasan Lapan soal suhu dingin

Suhu di permukaan tanah Dataran Tinggi Dieng mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu (16/9/2020) pagi. Suhu dingin ini kembali memunculkan fenomena embun upas atau embun es.Dokumentasi Sri Utami Suhu di permukaan tanah Dataran Tinggi Dieng mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu (16/9/2020) pagi. Suhu dingin ini kembali memunculkan fenomena embun upas atau embun es.

Mengutip penjelasan di laman Edukasi Sains Antariksa Lapan, suhu dingin yang belakangan ini dirasakan terjadi pada pagi hari merupakan hal yang biasa terjadi di musim kemarau.

Pada siang hari, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari dan melepaskan panas yang diserap pada malam harinya.

Semestinya, panas yang dilepaskan pada malam hari itu akan kembali dipantulkan ke permukaan Bumi oleh awan yang ada di atmosfer.

Namun, di musim kemarau, tidak ada banyak awan yang ada di atmosfer, sehingga tidak ada panas yang kembali dipantulkan ke permukaan Bumi.

Penjelasan lengkap, simak berita berikut ini:

Fenomena Aphelion 6 Juli 2021 dan Penjelasan Lapan soal Suhu Dingin...

 

Laman Pikobarhttps://pikobar.jabarprov.go.id/ Laman Pikobar

4. Bantuan obat warga Jabar yang isoman

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyediakan fitur informasi isolasi mandiri (Isoman) melalui Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 atau Pikobar.

Fitur Isoman ini ditujukan bagi warga Jabar yang membutuhkan informasi dan kebutuhan selama menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Warga Jabar yang sedang menjalani isolasi mandiri serta membutuhkan bantuan obat dan vitamin bisa mengajukan bantuan melalui aplikasi ini.

Berita lengkapnya bisa dibaca di sini:

Kabar Baik untuk Warga Jabar, Ini Cara Ajukan Bantuan Obat Selama Isoman Melalui Pikobar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com