Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Terjadi Aphelion, Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 06/07/2021, 14:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pagi hari ini, Selasa (6/7/2021) terjadi fenomena astronomis yang disebut Aphelion.

Pusat Sains Antarikasa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mencatat puncak peristiwa ini terjadi pada pukul 05.27 WIB, 06.27 WITA atau 07.27 WIT.

Ini adalah fenomena di mana Bumi berada di titik terjauh dari matahari.

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli, Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Mengapa bisa terjadi?

Aphelion bisa terjadi karena orbit bumi tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran sempurna.

Orbit bumi berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Oleh sebab itu, setiap tahunnya Bumi akan berada pada jarak terjauh yang disebut Aphelion. Sementara, jarak terdekatnya disebut Perihelion.

Perihelion biasa terjadi pada Januarai, sementara Aphelion biasa terjadi di bulan Juni.

Matahari tampak lebih kecil dan jauh

Saat Aphelion terjadi, Matahari akan tampak sedikit lebih kecil dibanding biasanya.

Lapan menyebut, Matahari terlihat sedikit lebih kecil sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen dari yang biasa terlihat.

Mengutip Space.com, saat Aphelion maka Bumi berada 3.111.432 mil (5.007.364 km) lebih jauh dari matahari daripada saat terjadi Perihelion.

Ada selisih jarak 3,3 persen. Sementara, dalam hal panas radiasi yang diterima oleh Bumi, itu membuat perbedaan hampir 7 persen.

Namun, secara umum tidak ada pengaruh yang terjadi baik di Matahari maupun di Bumi, termasuk pada perubahan suhu.

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli 2021 dan Penjelasan Lapan soal Suhu Dingin...

Dampaknya ke bumi

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging menjelaskan tidak ada dampak langsung yang terjadi pada bumi akibat fenomena Aphelion.

"Itu hanya fenomena tahunan biasa. Artinya, sudah setengah tahun perjalanan Bumi mengitari Matahari. Kalau suhu lebih karena dinamika atmosfer," kata Sungging, mengutip Kompas.com (4/7/2021).

Fenomena Aphelion, juga tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia di Bumi.

Adapun suhu dingin yang belakangan dirasakan di pagi hari merupakan hal yang biasa terjadi di musim kemarau.

Pada siang hari, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari dan melepaskan panas yang diserap pada malam harinya.

Semestinya, panas yang dilepaskan pada malam hari itu akan kembali dipantulkan ke permukaan Bumi oleh awan yang ada di atmosfer.

Akan tetapi, di musim kemarau, tidak ada banyak awan yang ada di atmosfer, sehingga tidak ada panas yang kembali dipantulkan ke permukaan Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com