Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Dalam keterangan tertulis yang juga diedarkan pada hari yang sama, Rukmomo menyebut ke-33 pasien yang mengalami perburukan itu lah yang meninggal pasca suplai oksigen central di RSUP Dr. Sardjito habis pada Sabtu (3/7/2021) pukul 20.00 WIB.
"Yang meninggal pasca oksigen central habis pukul 20.00 WIB maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien," sebut Rukmono.
Dengan begitu, 30 pasien lainnya meninggal sebelum kondisi krisis oksigen terjadi.
Terkait 33 pasien yang meninggal pasca habisnya persediaan oksigen central, Rukmono menegaskan dalam kondisi itu para pasien tetap menerima bantuan oksigen, melalui oksigen tabung.
"Dalam kondisi tersebut, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen central maka dalam pelayanannya tetap tersuplai menggunakan suplai oksigen tabung. Salah satunya bantuan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung," jelas dia.
"Pasien-pasien yang memerlukan bantuan oksigen tetap tersuplai. Sehingga tidak benar jika meninggal tanpa bantuan oksigen," imbuh dia.
Berdasarkan penjelasan dari pihak rumah sakit, maka berita yang beredar terkait adanya 63 pasien yang meninggal dalam satu hari di RSUP Dr. Sardjito memang benar adanya.
Akan tetapi, tidak semuanya disebabkan oleh faktor kehabisan oksigen sebagaimana banyak diberitakan dan menimbulkan salah paham di masyarakat.
Hanya 33 pasien yang dikonfirmasi meninggal pasca-persediaan oksigen central rumah sakit tersebut habis.
Itu pun mereka masih dalam kondisi tersuplai oksigen tabung, bukan meninggal dalam kondisi tanpa bantuan oksigen sama sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.