Beranjak dewasa, Rachmawati menekuni karier di bidang politik dan pendidikan.
Melalui Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), ia menjadi salah satu motor berdirinya Universitas Bung Karno (UBK).
Tak hanya itu, YPS juga berkontribusi mendirikan sekolah-sekolah di berbagai daerah, antara lain SMA Nasional di Klaten, Semarang dan Boyolali, TK Rachmawati di Boyolali, dan TK Sarinah di Jakarta, Cibubur juga Klaten.
Baca juga: Profil Presiden Kelima RI: Megawati Soekarnoputri
Rachmawati juga aktif mendorong berbagai pihak agar perempuan dapat mengambil peran dalam ranah perpolitikan Tanah Air.
Mengutip Harian Kompas, 12 Juni 1991, Rachmawati mengatakan, harus ada kemauan politik dari seluruh pihak agar tercipta suasana yang memungkinkan perempuan aktif berkiprah.
Menurut Rachmawati, perempuan sekarang, kurang memahami tugas masa depan mereka sendiri.
Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Hal ini terjadi karena sistem kemasyarakatan sangat kurang mendukung wanita sebagai mahluk sosial.
Peranan perempuan dalam kehidupan politik di Indonesia, kata Rachamawati menegaskan, ditentukan enam dimensi yakni, kehidupan politik Indonesia masa penjajahan, kedudukan wanita dalam masyarakat, dan peranan wanita dalam kehidupan politik.
Selain itu, berbagai kecenderungan ke masa depan, hambatan bagi peranan perempuan, dan keharusan sejarah yang menyebabkan perempuan harus berkiprah dalam politik bangsa.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 22 Februari 1967, Soekarno Serahkan Kekuasaan kepada Soeharto