Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Kita Disarankan Pakai Dua Lapis Masker atau Masker Dobel

Kompas.com - 27/06/2021, 11:26 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemakaian dua lapis masker atau masker dobel kini disarankan.

Penggunaan dua lapis masker dianjurkan karena adanya varian baru virus corona, varian Delta, yang lebih cepat dan mudah menular.

Varian Delta kini telah menyebar dan mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya lonjakan kasus sebanyak 21.095 pada Sabtu (26/6/2021).

Angka ini merupakan kasus harian tertinggi sejak pertama kali kasus Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia pada Maret 2020.

Baca juga: Cara Penggunaan Dua Masker atau Masker Dobel yang Benar

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, salah satu alat pelindung diri (APD) yang direkomendasikan untuk mencegah tertular penyakit yakni penggunaan masker kain dan masker bedah.

"Pertama, untuk kegiatan sehari-hari masyarakat (yang sehat), misalnya untuk di tempat kerja, berbelanja atau mengendarai motor bisa menggunakan masker kain atau masker bedah sebanyak 2 ply (2 lembar)," ujar Wiku dalam keterangan pers gugus tugas.

Sementara, bagi mereka yang menunjukkan gejala yang disertai batuk, nyeri tenggorokan, hidung berair, dan bersin-bersin, disarankan menggunakan masker sebanyak 3 lembar atau 3 lapis.

Apa alasan kita disarankan pakai masker 2 lapis atau masker dobel?

Seperti diberitakan Kompas.com, 24 Juni 2021, sebuah penelitian menyebutkan, masker bedah dapat menghalangi partikel udara yang berpotensi menularkan virus corona sebanyak 84,3 persen.

Sementara, jika kita mengenakan dua masker, yaitu masker bedah dengan masker kain, maka perlindungannya bisa meningkat hingga 96,4 persen.

"Bisa lebih efektif karena masker bedah biasanya terpasang longgar dan masih menyisakan celah di atas hidung dan pipi," ujar Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting kepada Kompas.com.

Alex mengingatkan, ketika masker longgar, risikonya masih ada partikel udara maupun droplet yang bisa masuk dari celah ini.

Berbeda dengan masker bedah, masker kain umumnya dapat diatur kekencangannya dan pas dipakai di wajah.

Oleh karena itu, kombinasi antara masker beda dan masker kain bisa memberikan perlindungan yang lebih baik.

Baca juga: Tren Masker Rajut, Ahli Ingatkan Pakai Masker Dobel

Hal yang perlu dilakukan sebelum mengenakan masker dobel

Jika tidak terbiasa, bagi sebagian orang, menggunakan satu masker sudah membuat seakan sulit bernapas, apalagi mengenakan dua masker.

Maka, pastikan penggunaan masker dobel tidak hanya membuat kita aman, tetapi juga tetap merasa nyaman.

Halaman:

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com