Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Namun, laporan ini tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara menerima vaksin dan kematian.
Pada 11 Mei 2021, CDC mengatakan bahwa “peninjauan informasi klinis yang tersedia, termasuk sertifikat kematian, otopsi, dan catatan medis belum menetapkan hubungan sebab akibat dengan vaksin Covid-19.”
Kemenkes RI
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tirmizi juga menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
"Ini hoaks. Mana mungkin vaksin mempercepat orang meninggal. Itu (kalau menyebabkan meninggal) sudah pasti tidak akan lulus uji klinisnya," kata Nadia pada Kompas.com, Selasa (22/6/2021).
Dia juga mengatakan hingga kini tidak ada kasus pasien Covid-19 meninggal karena vaksin.
Selain itu, vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi juga dipastikan aman dan telah melalui uji klinis.
"Tidak ada kasus meninggal yang disebabkan oleh vaksin," jelasnya.
Informasi yang menyebut bahwa vaksin mempercepat seseorang meninggal adalah tidak benar atau hoaks.
Vaksin Covid-19 yang beredar dan digunakan dalam program vaksinasi sudah melalui tahapan uji klinis dan dinyatakan lulus dan aman.
Selain itu, belum ditemukan hubungan sebab akibat seseorang yang meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.