Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Melansir Reuters, disebutkan bahwa CO2 yang menumpuk dalam masker ada dalam jumlah wajar.
Tingkat CO2 yang mungkin menumpuk di masker, juga disebutkan sebagian besar dapat ditoleransi oleh orang yang memakai masker.
Dalam narasi yang beredar tidak disebutkan durasi dan jenis masker yang dipakai.
Pada protokol kesehatan yang disarankan, penggunaan masker hanya dianjurkan di luar ruangan dan di tempat umum.
Sementara, tenaga kesehatan yang memakai masker N95 terlalu lama karena tuntutan pekerjaan memungkinkan mengalami sakit kepala.
Namun, memakai masker dapat menjadi tidak nyaman karena berbagai alasan termasuk kepekaan terhadap CO2.
Selebihnya, penggunaan masker dirancang untuk dihirup dan tidak ada bukti bahwa kadar oksigen rendah terjadi.
Sementara itu, tidak ada bukti yang menunjukkan pemakaian masker berhubungan meningkatkan risiko virus, sehingga menyebabkan tes Covid-19 menunjukkan hasil positif.
Klaim bahwa Covid-19 tidak menyebar melalui droplet dan masker membuat hasil tes Covid-19 menjadi positif adalah hoaks.
Infeksi virus corona penyebab Covid-19 menyebar melalui droplet (tetesan air liur) atau cairan dari hidung orang yang terinfeksi.
Sementara, penggunaan masker terbukti aman, mampu menangkal penyebaran virus melalui droplet, dan tidak ada kaitannya dengan hasil tes Covid-19 menjadi positif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.