Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Covid-19 Tidak Menyebar Lewat Droplet dan Masker Membuat Tes Positif

Kompas.com - 22/06/2021, 12:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, beredar informasi yang menyebut bahwa Covid-19 tidak menyebar melalui droplet dan masker membuat hasil tes Covid-19 menjadi positif.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut keliru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan infeksi virus corona penyebab Covid-19 menyebar melalui droplet (tetesan air liur) atau cairan dari hidung orang yang terinfeksi.

Sementara, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
Amerika Serikat menyatakan masker aman digunakan dan efektif mencegah penularan.

Narasi yang beredar

Klaim yang menyebut bahwa Covid-19 tidak menyebar melalui droplet dan masker membuat hasil tes Covid-19 menjadi positif, disebarkan oleh akun Facebook Loisdr.

Ia mengunggah tangkapan layar percakapan dari aplikasi pesan WhatsApp, pada 16 Juni 2021 pukul 8.30 WIB.

WhatsApp dari kontak dengan nama Padun-Pol intel itu menyebut bahwa karbon dioksida atau CO2 yang terjebak dalam masker membuat asidossi di darah.

"Covid19 menyebar lewat berita www.666 bukan menular lewat droplet karena pakai amsker adalah jebakan maut agar CO2+ suhu bisa menyebabkan asiodosis di darah. Jika dehidrasi dan keluar keringat banyak maka PCR swab antigen (+)," tulis dia.

Akun Facebook Loisdr menyebar informasi bahwa Covid-19 tidak menyebar lewat droplet dan masker membuat hasil tes menjadi positif.Akun Facebook Loisdr Akun Facebook Loisdr menyebar informasi bahwa Covid-19 tidak menyebar lewat droplet dan masker membuat hasil tes menjadi positif.

Penelursuran Kompas.com

Dari penelusuran Kompas.com, informasi yang menyebut sumber penularan Covid-19 bukan dari droplet adalah salah.

WHO telah menyatakan bahwa penyebaran penularan virus corona penyebab Covid-19 adalah droplet (tetesan air liur) atau keluarnya cairan dari hidung dari orang yang terinfeksi.

Sementara itu, asidosis yang disebutkan akun Facebook Loisdr adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.

Mengutip Healthline, asidosis respiratorik terjadi karena suatu kondisi yang terjadi ketika paru-paru tidak dapat mengeluarkan cukup karbon dioksida (CO2) yang diproduksi oleh tubuh.

Kelebihan CO2 menyebabkan pH darah dan cairan tubuh lainnya menurun, membuatnya terlalu asam.

Faktanya, asidosis respiratorik biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Ini juga disebut kegagalan pernapasan atau kegagalan ventilasi.

Sementara, paru-paru tetap bisa mengeluarkan CO2. Meski mungkin sejumlah CO2 terjebak saat memakai masker, tetapi hal itu tidak menyebabkan penyakit.

Melansir Reuters, disebutkan bahwa CO2 yang menumpuk dalam masker ada dalam jumlah wajar.

Tingkat CO2 yang mungkin menumpuk di masker, juga disebutkan sebagian besar dapat ditoleransi oleh orang yang memakai masker.

Dalam narasi yang beredar tidak disebutkan durasi dan jenis masker yang dipakai.

Pada protokol kesehatan yang disarankan, penggunaan masker hanya dianjurkan di luar ruangan dan di tempat umum.

Sementara, tenaga kesehatan yang memakai masker N95 terlalu lama karena tuntutan pekerjaan memungkinkan mengalami sakit kepala.

Namun, memakai masker dapat menjadi tidak nyaman karena berbagai alasan termasuk kepekaan terhadap CO2.

Selebihnya, penggunaan masker dirancang untuk dihirup dan tidak ada bukti bahwa kadar oksigen rendah terjadi.

Sementara itu, tidak ada bukti yang menunjukkan pemakaian masker berhubungan meningkatkan risiko virus, sehingga menyebabkan tes Covid-19 menunjukkan hasil positif.

Kesimpulan

Klaim bahwa Covid-19 tidak menyebar melalui droplet dan masker membuat hasil tes Covid-19 menjadi positif adalah hoaks.

Infeksi virus corona penyebab Covid-19 menyebar melalui droplet (tetesan air liur) atau cairan dari hidung orang yang terinfeksi.

Sementara, penggunaan masker terbukti aman, mampu menangkal penyebaran virus melalui droplet, dan tidak ada kaitannya dengan hasil tes Covid-19 menjadi positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com