Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Badak Putih Utara Punah pada 6 Juni 2021

Kompas.com - 19/06/2021, 10:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar klaim spesies badak putih utara telah resmi punah setelah meninggalnya dua badak betina pada 6 Juni 2021 silam.

Salah satu pengunggahnya adalah akun Facebook Erwin Hartanto.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa klaim dalam informasi itu perlu diluruskan.

Narasi yang beredar

Akun Facebook Erwin Hartanto menuliskan narasi badak putih utara telah resmi punah sambil melampirkan foto badak yang dipeluk seseorang.

Unggahan itu dibuat pada 8 Juni 2021 di Grup Facebook hiburan semata.

Dia menuliskan badak terakhir dari spesies tersebut mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 6 Juni 2021.

Tangkapan layar unggahan soal badak putih utara resmi punahFacebook Tangkapan layar unggahan soal badak putih utara resmi punah

Berikut ini narasi lengkapnya:

"Badak putih utara resmi punah.
Dua ekor terakhirnya berada di San Diego Wild Animal Park di San Diego, California, Amerika Serikat.
Namun badak terakhir dari spesies ini menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 6 Juni 2021 lalu.
Pada tahun 2018 lalu, badak putih utara jantan pertama bernama Sudan mati dan meninggalkan seekor induk betina serta anaknya yang bernama Najin dan Fatu. Sayangnya, kedua badak tersebut mati dan menutup garis keturunan spesies ini.
Namun karena seluruh sisa spesies tersebut berjenis kelamin perempuan, proses pengembangbiakkan pun mustahil dilakukan.
Untuk menyelamatkan spesies tersebut, para ahli membuat rencana dengan memanen telur dari dua betina dan membuahinya secara artifisial, menggunakan sperma beku dari jantan yang sudah mati untuk menghasilkan embrio spesies ini.
Meski begitu, upaya ini masih belum membuahkan hasil.
Badak ini diketahui menempati lokasi Afrika Timur dan tengah. Dulu, populasi badak ini mencapai angka ratusan ribu. Namun jumlahnya menurun karena adanya aktivitas perburuan.
Jumlahnya terus menurun drastis sejak awal 1980-an karena minat pasar yang tinggi terhadap cula mereka yang digunakan untuk kebutuhan medis stan simbol status.
Dalam rentang tahun 1979 hingga 1986, populasinya diperkirakan telah turun hingga 80 persen, menyisakan hanya 50 ekor atau bahkan kurang.
Kali terakhir spesies ini terlihat di alam liar adalah pada tahun 2006
(Dan Komodo Hewan Asli Indonesi Terancam Punah Kenapa?)
Bahkan, peneliti memprediksi komodo akan punah pada tahun 2050 mendatang. Dilansir dari jurnal Ecology and Evolution, ancaman kepunahan komodo itu disebabkan oleh dampak perubahan iklim."

Penelusuran Kompas.com

Guna mengetahui kebenaran informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri berita media asing terkait badak putih utara yang punah dengan mesin pencari Google dengan kata kunci "Northern white rhino extinct 6 June 2021".

Salah satu hasilnya adalah pemberitaan tentang badak putih utara yang mati pada 2018 lalu.

Melansir The Economist, Selasa (15/6/2021), badak putih utara dikenal sebagai “punah secara fungsional”.

Badak jantan terakhir, Sudan, mati pada 2018 dan hanya menyisakan dua betina.

Namun demikian, pada pertemuan di Wina pada 2015, para peneliti menyepakati pendekatan jalur kembar untuk menghilangkan kepunahan.

Tak hanya di Indonesia, klaim terkait punahnya badak putih utara juga ramai dibicarakan di luar negeri.

Ol Pejeta, suaka Afrika yang menjadi rumah bagi dua badak putih betina terakhir, membuat beberapa Twit klarifikasi sebagai tanggapan atas kesalahpahaman tersebut.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com