Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Alpha, Delta dan Petunjuk Jokowi yang Mengubah Prabowo

Kompas.com - 15/06/2021, 11:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik karena kondisi kesehatan dan imunitas yang terjaga di tengah ancaman kesehatan yang tidak surut karena pandemi. 

Seperti dikhawatirkan sebelumnya, kasus positif Covid-19 meningkat tajam setelah libur lebaran sepanjang Mei 2021 dan berangsur normalnya aktivitas masyarakat. 

Selain peningkatan kasus yang menonjol di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur, lonjakan kasus Covid-19 semakin banyak dilaporkan di berbagai daerah.

Jakarta menunjukkan tren peningkatan kasus yang besar. Jakarta menyumbang jumlah kasus positif cukup besar sehingga angka nasional mendekati angka di awal Januari 2021.

Senin, (14/6/2021), ada penambahan 8.189 kasus baru. Dalam total kasus baru itu, Jakarta menambahkan 2.722 kasus positif atau sepertiganya.

Meskipun sudah diprediksi, lonjakan jumlah kasus ini tetap saja mengkhawatirkan. Makin dekat lingkaran yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka adalah teman kerja, saudara atau anggota keluarga kita sendiri. 

Lonjakan kasus jauh setelah lebaran adalah konfirmasi bahwa bukan lebaran yang menjadi penyebab, tetapi disiplin kita dalam menerapkan protokol kesehatan. Kendor.

Benar, kadang-kadang kita jenuh. Karena jenuh, kita lengah, abai dan kendor. Karena hal ini, Indonesia dalam ancaman menghadapi dua puncak kasus Covid-19 dalam waktu dekat.

Ilustrasi varian virus corona Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India, sebelumnya dinamai B.1.617.2Shutterstock/angellodeco Ilustrasi varian virus corona Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India, sebelumnya dinamai B.1.617.2
Puncak pertama diperkirakan terjadi akhir Juni hingga awal Juli 2021. Menurut Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, kondisi memuncak ini diperburuk dengan virus varian Aplha dari Inggris.

Varian Alpha ini membuat angka kesakitan cepat naik dan sekaligus menyebar cepat. Lonjakan kasus akhir-akhir ini didominasi varian Apha.

Puncak kedua akan disebabkan varian Delta yang kemungkinan terjadi pada pertengahan atau akhir Juli. Karena berdekatan, diprediksi akan ada dua puncak kasus Covid-19 di Indonesia.

Varian Delta adalah varian virus corona yang ditemukan di India. Varian ini membawa tingkat kesakitan yang tinggi dan juga kematiannya.

Varian Delta memenuhi kriteria untuk disebut sebagai superstrain yaitu sangat cepat menular, menyebabkan keparahan sehingga menyebabkan banyak orang harus dirawat di rumah sakit.

Dibandingkan varian Aplha, kekuatan varian Delta disebut 2,5 kali lebih berbahaya. Varian Delta bisa menyiasati sistem imunitas mereka yang sudah divaksin. Mereka yang pernah positif dan sembuh bisa tertular lagi varian ini.

Mengingat bahayanya, varian Delta dapat menyebabkan ancaman epidemi di tengah pandemi. Buat kamu yang bingung dan tidak bisa membedakan endemi, epidemi dan pendemi coba klik link infografik ini.

Mengingat ancaman nyata dan makin berbahaya ini, sejumlah aktivitas yang mulai banyak saya lakukan selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Semoga demikian juga dengan kamu. Jenuh? Iya! Lelah? Iya. 

Tetapi, protokol kesehatan cukup menyelamatkan. Protokol yang awal-awal kita laksanakan dengan terpaksa, semoga kini sudah menjadi kebiasaan baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com