Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Usia yang Tepat untuk Menikah? Ini Penjelasannya Menurut Sains

Kompas.com - 12/06/2021, 18:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Kapan waktu yang tepat untuk menikah memang tidak memiliki ukuran yang pasti. Setiap orang tentunya memiliki perhitungannya masing-masing sebelum menetapkan waktu pernikahan. Termasuk soal usia untuk menikah.

Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang mendambakan untuk menikah dan memiliki anak di usia muda dengan berbagai alasannya. Di samping itu, tak sedikit pula yang mengingatkan risiko menikah di usia muda, salah satunya adalah rentan terhadap perceraian.

Mengenai usia yang tepat untuk menikah, sejumlah penelitian yang fokus pada persoalan pernikahan memberikan jawaban untuk hal ini.

Baca juga: Demi Hadiri Pernikahan Kekasih Gelapnya, Pria Ini Menyamar Jadi Wanita lalu Dipukuli

Dilansir dari IFL Science, 13 September 2017, berikut adalah penjelasan mengenai usia terbaik untuk menikah berdasarkan pertimbangan sains.

Usia terbaik untuk menikah

Sebuah penelitian dilakukan oleh Institute of Family Studies (IFS) University of Utah, melalui tingkat pernikahan dan perceraian di Amerika Serikat (AS).

Dalam penelitian tersebut, terkait pernikahan pertama, mereka mengungkapkan bahwa orang yang menikah di usia akhir 20-an memiliki kemungkinan bercerai yang paling kecil.

Sedangkan pernikahan di usia remaja memiliki risiko perceraian tinggi. Hal itu disebabkan stigma sosial, pihak keluarga, dan kepribadian masing-masing individu kerap kali memicu perceraian yang cepat.

Sementara itu, secara rata-rata, tingkat perceraian mulai menurun pada pernikahan di usia 40-an. Data ini didapatkan dari statistik pada tahun 1995.

Baca juga: Soal Tayangan Live Pernikahan Artis di Televisi, KPI: Boikot Saja

Seiring perkembangan waktu, perubahan juga turut terjadi. Dari statistik di tahun 2006 hingga 2010, risiko perceraian pada pernikahan usia remaja tetap tertinggi dan risiko perceraian pada pernikahan usia akhir 20-an atau awal 30-an tetap paling rendah.

Namun, risiko perceraian pada usia pertengahan 40-an justru meningkat dan hampir menyamai risiko perceraian pada usia remaja.

Menurut para peneliti di IFS, ketika dikaitkan dengan jenis kelamin responden, ras, usia, pendidikan, tradisi agama, dan riwayat seksual, tren perceraian meningkat pasca usia 30-an.

Faktanya, setelah melewati usia 32 tahun, kemungkinan perceraian meningkat hingga 5 persen setiap tahun. Sementara itu, peneliti di University of Maryland melakukan survei khusus terhadap wanita dan menemukan bahwa usia terbaik untuk menikah adalah usia antar 45-49 tahun.

Ilustrasi pernikahan yang diakui secara hukumSHUTTERSTOCK Ilustrasi pernikahan yang diakui secara hukum

Ini memicu sedikit pertentangan antara peneliti dari Maryland dan Utah.
Philip Cohen dari Maryland mengatakan, studi oleh Nick Wolfinger dan Brad Wilcox dari University of Utah tidak mengungkap banyak tentang analisis data mereka.

Selain itu, Wolfinger dan Wilcox juga disebut tidak memperhitungkan durasi pernikahan.

Baca juga: Bagaimana Pernikahan Ubah Kesehatan Fisik dan Mental, Menurut Sains

Wolfinger menanggapi pendapat Cohen dengan menerbitkan lebih banyak data dari penelitiannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com