Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Lomba Melamun di Korea Selatan yang Diikuti Puluhan Orang

Kompas.com - 09/06/2021, 07:18 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melamun atau bengong kerap dianggap kegiatan yang sia-sia dan membuang waktu. Namun baru-baru ini, melamun dan bengong dijadikan ajang perlombaan di Pulau Jeju, Korea Selatan

Penyelenggara kompetisi tahunan Korea Selatan kembali mengadakan perlombaan melamun (Kompetisi Space Out) atau tidak melakukan apa pun pada Mei 2021.

Panitia hanya membutuhkan tempat yang tepat dan tenang untuk peserta lomba, yakni di hutan Pulau Jeju yang terletak di sebelah selatan semenanjung Korea. 

Baca juga: Sukses di Segala Bidang, Raditya Dika Sebut Rahasianya Suka Melamun

Peserta lomba

Adapun mereka yang bisa ikut perlombaan yakni orang tua yang bekerja dari rumah, pelajar yang mengalami sekolah jarak jauh, dan orang-orang yang lelah dengan kondisi pandemi Covid-19.

Dilansir dari The Washington Post, (29/5/2021), sebanyak 28 orang peserta berkumpul di bawah kanopi rindang untuk mengikuti Kompetisi Space Out pada Rabu (26/5/2021).

Premis atau pemenang dari kompetisi ini adalah peserta yang memiliki detak jantung terendah dan paling stabil setelah keluar dari zona merenung.

Di tempat itu, mereka cenderung tidak melakukan apapun dan hanya melongo selama 90 menit.

Baca juga: Video Viral Pengendara Motor Melamun Tabrak Pintu Perlintasan KA di Klaten hingga Patah


Sejak 2014

Kegiatan ini diinisiasi seniman Korea Selatan, Woopsyang, yang menciptakan Space Out pada tahun 2014.

Hal itu sebagai penolakan terhadap masyarakat Korea Selatan yang serba cepat dan penuh tekanan. Menurutnya, kebiasaan seperti itu menyebar ke tempat lain seperti Hong Kong dan Belanda.

"Dunia yang dilanda pandemi membutuhkan Space Out (waktu rehat) lebih dari sebelumnya," ujar Woopsyang.

"Kami memiliki banyak waktu rehat di rumah kami, tetapi kami menghabiskan waktu itu untuk stres karena virus corona dan merasa cemas," lanjut dia.

Ia menambahkan, kompetisi Space Out ini diselenggarakan secara langsung. Sementara, di tahun lalu diselenggarakan secara online.

Para ahli mengatakan, tekanan pandemi dapat membuat tubuh dan pikiran dalam mode bertahan hidup secara virtual.

Seorang psikiater klinis di Rumah Sakit Kangbuk Samsung Seoul, Shing Dong-won mengatakan, orang-orang merasa sulit untuk tetap diam dan terus khawatir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Sebab, mereka belum pernah menghadapi ancaman virus jenis baru ini.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com