Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kasus Covid-19 dan Dimulainya Penyekatan Kendaraan di Jembatan Suramadu...

Kompas.com - 06/06/2021, 16:31 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyekatan kendaraan dilakukan di Jembatan Suramadu, Jawa Timur mulai Minggu (6/6/2021) hingga pengumuman lebih lanjut.

Penyekatan dilakukan terhadap pengendara kendaraan bermotor yang berasal dari wilayah Madura dan hendak memasuki wilayah Surabaya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, selama penyekatan berlangsung, pengendara dari arah Madura diwajibkan menunjukkan hasil tes swab yang masih berlaku.

Baca juga: Update Corona Dunia 6 Juni: 5 Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi | India Longgarkan Lockdown di Tengah Ancaman Gelombang 3

"Mereka harus menunjukkan bukti swab yang masih berlaku. Kalau tidak ada, kita swab antigen di sini," kata Irvan saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (6/6/2021).

Irvan membenarkan bahwa penyekatan itu diberlakukan, sebagai respons atas meningkatnya kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura.

Sebelumnya, informasi mengenai penyekatan di Jembatan Suramadu beredar di media sosial, salah satunya di Twitter, Minggu (6/6/2021) .

Baca juga: Mengenal Jembatan Suramadu dari Masa ke Masa...

Dalam unggahan tersebut, terlihat adanya penumpukan kendaraan dari arah Madura yang hendak menuju ke Surabya.

Baca juga: Kekebalan terhadap Covid-19 Disebutkan Bertahan Bertahun-tahun, Benarkah?

Peningkatan kasus di Bangkalan

Mengutip Kompas TV, Minggu (6/6/2021) lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura membuat manajemen RSUD setempat menutup layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Iya kelihatannya sudah mulai terjadi peningkatan kasus ini setelah liburan panjang, itu yang kami khawatirkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, Sabtu (5/6/2021).

Herlin mengatakan, RSUD di Bangkalan menutup sementara layanan IGD lantaran ada sejumlah tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19. Bahkan menurutnya, satu orang dokter dilaporkan meninggal dunia.

"Di Bangkalan, terjadi peningkatan kasus, dan benar, direktur RS-nya (mengatakan) karena ada dokter yang meninggal. Lalu, ada beberapa nakes juga terkonfirmasi positif, sehingga mereka mulai hari ini menutup IGD-nya," kata Herlin.

Baca juga: Update, Daftar Zona Merah dan Zona Hijau Covid-19 di Indonesia

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (5/6/2021), kasus kumulatif Covid-19 di Bangkalan, tercatat ada sebanyak 1.754 kasus.

Sebanyak 1.520 pasien dinyatakan pulih, 178 orang dinyatakan meninggal dunia dan sebanyak 56 pasien masih menjalani perawatan.

Herlin mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 ditengarai karena tingginya mobilitas warga saat momen mudik Lebaran beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Selain itu, tingkat kepatuhan masyarakat Bangkalan terhadap protokol kesehatan yang rendah juga disinyalir menjadi salah satu penyebab.

"Kalau kami lacak peningkatan kasus lantaran adanya kegiatan mudik, (Saat tiba) nggak ada gejala, lalu belum bisa terdeteksi karena masih (inkubasi), tapi karena lama di daerah itu berapa hari, tidak disiplin prokes, itu yang menyebabkan," kata Herlin.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Arus Balik Mudik Lebaran, Tes Acak, dan Penerapan Contraflow...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com