Gelandangan Ini Meninggal dengan Uang Warisan Rp 12,6 Miliar

KOMPAS.com - Cathy Boone, seorang perempuan meninggal sebagai gelandangan di negara Bagian Oregon, Amerika Serikat.

Padahal ia sebenarnya memiliki uang warisan di rekening bank negara sebesar 884.000 dollar AS atau Rp 12,65 miliar. Namun uang itu tidak diklaim hingga ia meninggal di tempat penampungan.

Boone diketahui meninggal pada Januari 2020 di tempat penampungan setelah ia menggelandang di jalanan kota Astoria.

New York Post melansir KGW News pada Kamis (3/6/2021) melaporkan, Boone memiliki masalah kesehatan mental serta kecanduan narkoba.

Baca juga: Tak Tahu Punya Warisan Rp 12 Miliar, Wanita Ini Meninggal sebagai Tunawisma

Ayah Boone, Jack Spithall mengeluhkan kondisi putrinya itu dalam sebuah wawancara televisi.

"Itu tidak masuk akal bagi saya. Uang itu masih di sana, dan dia sangat membutuhkannya," kata Spithall.

Sempat dicari

Boone sebenarnya dibesarkan di daerah Portland. Lalu pindah ke Astoria tempat ibunya tinggal setelah orangtuanya bercerai.

Ibu Boone meninggal pada 2016, namun saat itu Boone entah pergi ke mana hingga dicari oleh pengurus warisan. Pencarian Boone gagal.

Pihak pengurus warisan sempat mengumumkannya di surat kabar dan meminta bantuan penyidik swasta, namun upaya itu tetap tidak membuahkan hasil.

Boone dicari untuk diberi uang warisan orangtuanya sebesar 884.407 dollar AS atau Rp 12,66 miliar.

Namun karena Boone tak bisa ditemukan, uang warisan yang tak diklaim itu kemudian ditransfer ke Kementerian Pertahanan Negara.

"Mengingat upaya selama 1,5 tahun yang dilakukan perwakilan pribadi dan pengacara untuk waisan ini, sebenarnya tidak banyak yang bisa dilakukan negara bagian," kata Claudia Ciobanu, juru bicara kementerian tersebut.

Baca juga: Dirikan Tenda di Tengah Broadway, Tunawisma ini Ternyata Pernah Bantu Pembunuh Sembunyikan Jenazah

Claudia menyebut bahwa kasus tersebut adalah unik.

"Ini kasus unik dan kami bersimpati dengan keluarganya," kata Claudia.

Kini, nasib uang warisan hak Bone tidak diketahui pasti. Namun dua anak kandungnya dan kerabat lain bisa mengklaimnya. (Penulis: Aditya Jaya Iswara)