Mengutip Harian Kompas, 6 Juni 2006, sebagai proklamator dan Presiden pertama, Bung Karno juga mewariskan pemikirannya kepada bangsa Indonesia.
Ajaran pokok yang selalu didengung-dengungkan hingga menjelang wafatnya adalah persatuan bangsa.
Pada sambutannya di sidang kabinet 15 Januari 1966 di Istana Merdeka, Soekarno menegaskan bahwa persatuan bangsa adalah suatu keniscayaan.
"Bangsa harus menjadi bangsa yang kuat dan besar. Oleh karena itulah belakangan ini selalu saya menangis, bahkan donder-donder, marah-marah. He, bangsa Indonesia, jangan gontok- gontokan!" kata Bung Karno.
Baca juga: Tak Sembarangan, Ini Syarat Seseorang Bisa Dimakamkan di TMP Kalibata
Bung Karno kerap menyitir ucapan Arnold Toynbee, yang menyatakan "A great civilization never goes down unless it destroy itself from within" atau "Sebuah peradaban besar tidak pernah runtuh kecuali dihancurkan oleh bangsanya sendiri".
Juga ucapan Abraham Lincoln, "A nation divided against itself, cannot stand" yang berarti "Sebuah negara yang terpecah tidak akan sanggup berdiri tegak."
"Mana ada bangsa yang bisa bertahan jika terpecah belah di dalamnya," kata Bung Karno.
Soekarno wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta dalam usia 69 tahun.
Putra sang fajar akhirnya dikebumikan di dekat makam ibunya di Blitar, Jawa Timur.
Baca juga: Mengenang R Soeprapto, Bapak Kejaksaan yang Berani Menolak Perintah Bung Karno