Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Izinkan Penggunaan Darurat untuk Vaksin Sinovac

Kompas.com - 05/06/2021, 18:30 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin Sinovac akhirnya memperoleh izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Keputusan itu diambil WHO pada Selasa (1/6/2021).

Sinovac menjadi vaksin kedua China yang sudah memperoleh izin dari WHO. Sebelumnya WHO telah memberi persetujuan pada vaksin asal China Sinopharm.

Keputusan ini memberikan jaminan kepada negara, penyandang dana, lembaga pengadaan, dan masyarakat, bahwa vaksin telah memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran, dan proses pembuatan vaksin.

Berdasarkan laporan AFP, vaksin Sinovac sudah dipakai di 22 negara dan wilayah di seluruh dunia. Selain China, negara-negara yang menggunakan vaksin virus corona ini antara lain Chile, Brasil, Meksiko, Thailand, Turki, dan Indonesia. "WHO hari ini memvalidasi vaksin Sinovac-CoronaVac Covid-19 untuk penggunaan darurat," bunyi pernyataan WHO dikutip dari AFP.

Baca juga: Vaksin Sinovac Kantongi Izin WHO, Wamenkes: Kami Harap Masyarakat Makin Percaya dan Ajak Lansia Ikuti Vaksinasi

Selain itu Kelompok ahli Penasihat Strategis WHO terkait imunisasi (SAGE) juga menerbitkan saran tentang penggunaan vaksin Sinovac. Dalam rekomendasi WHO, Sinovac digunakan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dalam jadwal dua dosis dengan jarak 2-4 minggu.

“Hasil efikasi menunjukkan bahwa vaksin mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi, dan mencegah Covid-19 parah serta rawat inap pada 100 persen dari populasi yang diteliti,” bunyi pernyataan WHO.

Selain Sinovac dan Sinopharm, WHO juga telah memberi daftar penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca yang diproduksi di India, Korea Selatan, serta Uni Eropa dengan penghitungan terpisah.

Baca juga: Studi: Vaksin Sinovac Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona Inggris dan Afrika Selatan

Apa Pengaruh dari Izin WHO?

Lantas apa pengaruh dari izin penggunaan darurat dari WHO? Daftar vaksin yang sudah diizinkan penggunaannya oleh WHO tersebut memudahkan jalur pendistribusian vaksin untuk ke banyak negara.

Singkatnya, keputusan WHO itu membuka jalan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk cepat menyetujui dan mengimpor vaksin yang didistribusikan, terutama negara-negara yang tidak memiliki regulator standar internasional sendiri.

Untuk diketahui, daftar penggunaan darurat (EUL) ditetapkan oleh WHO untuk vaksin Covid-19. EUL merupakan syarat untuk pasokan vaksin dari fasilitas Covax dan pengadaan vaksin secara internasional.

Baca juga: Sinovac dan Sinopharm Kantongi Izin WHO, Erick Thohir: Vaksin Impor Kita Bukan Kaleng-kaleng

Apa itu Covax? Covax merupakan program bersama untuk penanggulangan Covid-19 melalui kolaborasi percepatan, penelitian, produksi, serta pendistribusian vaksin Covid-19. Melalui skema Covax, diharapkan adanya akses merata untuk perawatan dan distribusi vaksin Covid-19, terutama di negara-negara miskin.

Ilustrasi vaksinUnsplash Ilustrasi vaksin

Efikasi Sinovac

Kembali ke vaksin Sinovac. Vaksin produksi China ini memiliki efikasi vaksin mencapai 51 persen. Produk Sinovac-CoronaVac adalah vaksin jenis tak aktif, dengan persyaratan penyimpanan yang mudah, sehingga mudah dikelola dengan sumber daya yang minim.

Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO terkait Imunisasi sendiri telah menyelesaikan tinjauan terhadap vaksin Sinovac.

Hasil efikasi vaksin menunjukkan bahwa vaksin Sinovac mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi. Vaksin juga dapat mencegah dampak Covid-19 yang parah dan rawat inap dari 100 persen populasi yang diteliti.

Baca juga: Menkes: Indonesia Sambut Baik Validasi Vaksin Sinovac

 

Kemanjuran vaksin ini belum diketahui secara pasti bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.

Kendati demikian, WHO tidak menetapkan batas usia atas untuk vaksin, karena data penggunaan vaksin di berbagai negara dan imunogenisitas, memiliki kemungkinan efek perlindungan kepada lansia.

WHO merekomendasikan kepada negara-negara yang menggunakan vaksin pada kelompok usia tua untuk tetap memantau keamanan dan efektivitas vaksin.

(Penulis : Aditya Jaya Iswara | Editor : Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com