Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 26 Mei: 10 Negara Kasus Tertinggi | Misi Investigasi Mencari Tahu Asal-usul Covid-19 ke China

Kompas.com - 26/05/2021, 07:22 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19 melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (26/5/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 168.495.428 (168 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 150.007.886 (150 juta) pasien telah sembuh, dan 3.498.853 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 14.988.689 dengan rincian 14.892.395 pasien dengan kondisi ringan dan 96.294 dalam kondisi serius.

Baca juga: [POPULER TREN] Waktu Puncak Gerhana Bulan di Setiap Wilayah | Video Viral saat Giant Diputuskan Tutup

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat: 33.944.470 kasus, 605.180 orang meninggal, total sembuh 27.604.761

2. India: 27.156.382 kasus, 311.421 orang meninggal, total sembuh 24.343.299

3. Brasil: 16.195.981 kasus, 452.224 orang meninggal, total sembuh 14.648.332

4. Perancis: 5.609.050 kasus, 108.879 orang meninggal, total sembuh 5.246.431

5. Turki: 5.203.385 kasus, 46.621 orang meninggal, total sembuh 5.045.508

6. Rusia: 5.017.795 kasus, 119.194 orang meninggal, total sembuh 4.632.955

7. Inggris: 4.467.310 kasus, 127.739 orang meninggal, total sembuh 4.305.971

8. Italia: 4.197.892 kasus, 125.501 orang meninggal, total sembuh 3.804.246

9. Jerman: 3.662.568 kasus, 88.161 orang meninggal, total sembuh 3.423.700

10. Spanyol: 3.652.879 kasus, 79.801 orang meninggal, total sembuh 3.402.258.

Baca juga: Sejarah Giant, Raksasa Ritel yang Akan Menutup Gerainya Juli 2021

Update corona Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia hingga Selasa (25/5/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 5.050. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.786.187 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 3.795 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 1.642.074 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 172 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 49.627 orang.

Malaysia alami lonjakan kasus

Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) melaporkan hingga Selasa, kasus harian Covid-19 di Malaysia tembus 7.289 kasus sehingga menjadikan jumlah tersebut terbesar semenjak pandemi pada Maret 2020.

Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah meminta masyarakat agar bersiap untuk menghadapi gelombang terburuk menyusul tren terkini peningkatan infeksi Covid-19.

"Peningkatan kasus sejak 1 April menunjukkan lonjakan. Kita perlu membuat persediaan untuk menghadapi keadaan terburuk. Tolong bantu kami untuk duduk di rumah. Jika kita bekerja sama, kita bisa memutuskan rantai infeksi," katanya.

Hisham meminta masyarakat agar duduk di rumah dan terus mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) sekiranya terjadi keadaan darurat atau hadir ke tempat kerja.

Adapun rincian umlah kasus Covid-19 yang dilaporkan di antaranya Selangor 2.642 kasus, Sabah 266 kasus, Johor 664 kasus, Kuala Lumpur 604 kasus, Sarawak 513 kasus, Pulau Pinang 380 kasus, Negeri Sembilan 410 kasus, dan Putrajaya 23 kasus.

Baca juga: Pengetatan Perjalanan Berakhir, PPKM Mikro Kembali Berlaku 1 Juni

Covid-19 di India

Pada Selasa (25/5/2021), India melaporkan adanya penambahan 196.427 kasus baru Covid-19, atau yang terendah sejak 14 April 2021.

Dilansir dari Al Jazeera, berdasarkan data kementerian kesehatan, India juga melaporkan adanya penambahan 3.511 pasien meninggal akibat terinfeksi Covid-19.

Hingga saat ini, beban kasus secara keseluruhan di negara itu menjadi 26,95 juta, sementara total kematian mencapai 307.231.

Adapun jumlah kematian di India adalah yang ketiga tertinggi yang dilaporkan di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

"Jumlah pastinya tidak dapat diketahui dan itu karena India tidak pernah melakukan tes yang cukup untuk mengetahui jumlah sebenarnya dari infeksi," kata Elizabeth Puranam dari Al Jazeera, melaporkan dari New Delhi.

AS peringatkan warganya untuk tidak ke Jepang

AS memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Jepang, mengantisipasi meningkatnya risiko Covid-19 dua bulan sebelum Olimpiade Tokyo.

Jepang telah berupaya menghindari wabah berskala besar yang diderita oleh banyak negara lain, tetapi gelombang keempat telah menyebabkan keadaan darurat di Tokyo, Osaka, dan delapan wilayah lain di negara berpenduduk 125 juta orang itu.

Pemerintah memperpanjang status darurat yang akan berakhir pada 31 Mei di banyak tempat, termasuk Tokyo, beberapa sumber yang mengetahui keputusan tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan keputusannya itu didasarkan terutama pada nasihat kesehatan pemerintah.

"Faktor sekunder seperti ketersediaan penerbangan komersial, pembatasan masuk warga AS, dan hambatan untuk mendapatkan hasil tes Covid-19 dalam tiga hari kalender," kata penasihat itu.

Baca juga: Banyak Perusahaan Jepang Ingin Olimpiade Tokyo Dibatalkan atau Ditunda

Asal-usul virus corona

Seorang ilmuwan yang ikut dalam misi investigasi Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China, Marion Koopmans, mendukung diadakannya misi lanjutan.

Menurut Koopmans, misi lanjutan itu dapat membantu mengumpulkan informasi tambahan tentang asal-usul Covid-19.

Komentar itu muncul setelah AS meminta para ahli internasional untuk diizinkan mengevaluasi sumber Covid-19 dan hari-hari awal wabah, dalam tahap kedua penyelidikan WHO tentang asal-usul virus corona.

Koopmans adalah bagian dari tim yang dipimpin WHO yang menghabiskan empat minggu di China pada awal tahun ini.

Sementara itu, penasihat virus corona Gedung Putih Andy Slavitt mengatakan, WHO dan China perlu berbuat lebih banyak untuk memberikan jawaban yang pasti bagi masarakat dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com