Lembaga kesehatan masyarakat Jerman menyatakan Inggris dan Irlandia Utara sebagai kawasan varian virus dan karena itu mewajibkan siapa saja yang datang dari Inggris untuk menjalani karantina dua pekan sejak saat kedatangan.
Di Inggris, kasus varian Covid-19 yang pertama kali muncul di India terus meningkat.
"Kami ingin bermain aman. Dalam tahap gerakan vaksinasi penting ini, masuknya mutasi bermasalah musti dihindari sejauh mungkin," kata sumber yang berasal dari pemerintah Jerman sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (22/5/2021).
Klasifikasi menyangkut Inggris dan Irlandia utara itu akan mulai berlaku pada Minggu (23/5/2021), menetapkan aturan karantina juga diterapkan pada penerima vaksin lengkap dan mereka yang telah sembuh dari Covid-19.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn awal Mei ini mengatakan bahwa gelombang ketiga infeksi Covid-19 di Jerman "tampaknya akan berhenti", namun pejabat pemerintah tetap berhati-hati.
Baca juga: Klaster Aktif Covid-19 dan Alasan Singapura Kembali Berlakukan Lockdown...
Menurut pejabat kesehatan Inggris, dosis ganda vaksin Covid-19 hampir sama efektifnya terhadap varian Covid-19 yang menyebar dengan cepat dan pertama kali diidentifikasi di India.
Mengutip Reuters, Minggu (23/5/2021), Menteri Kesehatan Inggris menuturkan bahwa data itu terobosan dan dia semakin berharap bahwa pemerintah akan dapat mencabut lebih banyak pembatasan Covid-19 pada bulan depan.
Sebuah studi oleh Public Health England (PHE) menemukan vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari varian B.1.617.2 dua minggu setelah dosis kedua.
Itu dibandingkan dengan efektivitas 93 persen melawan strain B.1.1.7 "Kent" yang merupakan varian Covid dominan Inggris.
Dua dosis vaksin AstraZeneca, 60 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari varian India dibandingkan dengan efektivitas 66 persen terhadap varian Kent, kata PHE.
Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?