Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Militer Uni Soviet Mundur dari Afghanistan Usai 8 Tahun Berperang

Kompas.com - 15/05/2021, 07:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 33 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Mei 1988, pasukan militer Uni Soviet mundur dari Afghanistan setelah lebih dari delapan tahun berperang.

Melansir History, peristiwa tersebut menandai akhir dari pendudukan Uni Soviet yang panjang, berdarah, namun tidak membuahkan hasil di Afghanistan.

Pemerintahan pro-Soviet

Pada Desember 1979, pasukan Uni Soviet mulai menginvasi Afganistan dalam upaya untuk mendukung pemerintahan pro-Soviet yang terancam oleh pemberontakan internal.

Dalam waktu singkat, ribuan tentara Uni Soviet dengan berbagai peralatan tempur tercanggih saat itu masuk ke Afghanistan.

Sejak saat itu, dimulailah konflik militer antara Uni Soviet dengan gerilyawan Muslim Afghanistan yang sebelumnya menolak pemerintah komunis di negara mereka sendiri.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Uni Soviet Serbu Afghanistan Saat Tengah Malam

Selama delapan tahun kedua kubu bertempur memperebutkan kendali di Afghanistan, dan keduanya sama-sama tak pernah mendapatkan kemenangan menentukan dalam perang panjang itu.

Pasukan Uni Soviet mencoba menumpas pemberontakan dengan berbagai taktik, tetapi para gerilyawan umumnya menghindari serangan mereka.

Uni Soviet kemudian berusaha untuk menghilangkan dukungan sipil dengan membom dan mengosongkan daerah pedesaan.

Taktik ini memicu pelarian besar-besaran dari pedesaan. Pada 1982, sekitar 2,8 juta orang Afghanistan telah mencari suaka di Pakistan, dan 1,5 juta lainnya melarikan diri ke Iran.

Bagi Uni Soviet, intervensi di Afghanistan ini terbukti sangat mahal dalam banyak hal, salah satunya adalah jumlah korban tewas di antara para prajurit militernya.

15.000 tentara tewas

Walaupun tidak pernah merilis angka resminya, namun berdasarkan sumber dari intelijen AS, diperkirakan 15.000 personel militer Uni Soviet tewas di Afghanistan medio 1979 hingga 1989.

Selain itu, Uni Soviet juga kehilangan 451 pesawat terbang, 147 tank, 1.314 kendaraan lapis baja, 433 senjata artileri, dan 11.369 truk.

Sementara di sisi Afghanistan, kehancuran dan korban jiwa jauh lebih besar. Jumlah warga sipil yang tewas diperkirakan antara 562.000 hingga 2 juta orang.

Pada dekade 1980-an, separuh jumlah pengungsi di seluruh dunia berasal dari Afganistan.

Baca juga: Video Viral Disebutkan TNI Turunkan Tank Baja untuk Penyekatan Mudik, Ini Penjelasan TNI

Akhirnya, pada 1988, Uni Soviet memutuskan untuk keluar dari penderitaan itu.

Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev melihat intervensi di Afghanistan menguras keuangan negeranya.

Selain itu, warga Uni Soviet sudah lelah dengan perang yang disebut orang Barat sebagai Vietnam-nya Uni Soviet itu.

Namun, mundurnya pasukan Uni Soviet tak berarti perang berakhir di Afghanistan.

Para pemberontak mujahidin kemudian berperang melawan pemerintah dan berhasil menggulingkan Mohammad Najibullah pada musim semi 1992.

Baca juga: Penyebar Hoaks TNI Kirim Tank untuk Penyekatan Mudik Ditangkap, Ini Pengakuannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com