Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Idul Fitri bagi Mereka yang Tidak Mudik Lebaran...

Kompas.com - 14/05/2021, 10:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian umat Muslim di Indonesia tidak semuanya dapat merayakan Idul Fitri atau Lebaran bersama keluarga. Mereka banyak yang tidak mudik karena sejumlah alasan termasuk pandemi Covid-19. 

Lalu seperti apa makna Idul Fitri bagi yang jauh dari keluarga? 

Baca juga: Cerita di Balik Lagu Klasik Hari Lebaran, Kocak dan Sarat Kritik

Pemerintah sejak 6-17 Mei 2021 melarang mudik Lebaran demi mencegah terjadinya penularan Covid-19 di tengah masa pandemi yang belum berakhir ini.

Tentu, keputusan ini disambut dengan berbagai respons dari masyarakat.

Banyak yang setuju tidak mudik karena untuk menghindari meningkatnya kasus penularan virus corona. 

Namun tak sedikit yang nekat mudik karena rindu ingin bertemu dengan keluarga di hari Lebaran. 

Kembali ke fitrah

Makna datangnya hari Lebaran atau Idul Fitri adalah kembali ke fitrah. Seseorang yang telah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dijanjikan dihapus dosa-dosanya sehingga kembali suci. 

"Idul Fitri, kembali kepada kefitrahan. Artinya, setelah kita melaksanakan ibadah puasa selama Ramadhan, kita sudah dicuci dari kotor-kotor dosa, dari hasud, dan ditanamkan keikhlasan," kata Kepala Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia, Cholil Nafis, Minggu (2/5/2021).

"Nah kita kembali pada kefitrahan kita, itu Idul Fitri," lanjutnya.

Cholil menjelaskan, sebagai orang yang kembali kepada fitrah ditandai dengan taqwa yang tertanam dalam diri.

Ketaqwaan itu salah satunya dibuktikan dengan adanya karakter mau berbagi.

"Di antara karakter orang taqwa itu berinfaq. Maka kita ada kewajiban zakat dan berbagi," ujar dia.

Baca juga: NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah Kompak: Lebaran Kamis 13 Mei 2021

Saling memaafkan

Makna selanjutnya dari Idul Fitri adalah bermaaf-maafan di antara sesama manusia.

"Wal 'aafiina 'aninnaas, maka bermaaf-maafan (potongan Surat Ali Imran Ayat 134). Itu diimplementasikan dengan kita silaturahim, salam-salaman, itu yang dilakukan oleh kita," ungkap Cholil.

Menurut dia, di Indonesia memang mempunyai tradisi bermaaf-maafan dan bertemu keluarga akan terasa lebih mantap dalam hati.

"Nah saat ini kita enggak bisa pulang, seperti tahun yang lalu. Tentu kita sedih, karena pertemuan bagi orang Indonesia itu selain anjuran agama untuk silaturahim juga budaya yang melekat pada kita," sebut Cholil.

Namun, silaturahmi dan bermaaf-maafan masih bisa dilakukan meskipun tidak bisa bertemu secara fisik.

"Kita bisa sambung silaturahim melalui video call, bisa juga melalui telepon. Jadi banyak sarana yang bisa kita gunakan untuk menyambung silaturahim. Tapi intinya, kita mengikat persaudaraan meski tidak semesra saat kita bertemu langsung," kata dia.

Baca juga: Video Viral Pemudik Kesurupan Saat Diputar Balik, Teriak Ieu Wilayah Aing, Ini Kata Polisi

Tidak mengurangi bobot pahala

Satu hal yang perlu digarisbawahi, bertemu atau tidak bertemunya fisik kita untuk melakukan silaturahmi dan maaf-maafan, selama sudah kita niatkan dan upayakan untuk melakukan dua perintah itu, maka tidak akan mengurangi bobot pahala di mata Allah SWT.

"Kalau berkenaan dengan pahala, Insya Allah kita mendapatkan pahala sebagaimana kita pulang kampung sebelumnya, cuma rasanya memang kurang nyaman," ucap dia.

Jadi, untuk saat ini, kita diminta untuk bersabar atas kondisi yang ada, itu adalah cara yang disebut Cholil sebagai cara terbaik.

Karena yang lebih penting dari pertemuan fisik di hari lebaran adalah dua makna tadi, kita menang kembali ke fitrah, dan tetap menjalin silaturahmi untuk saling bermaaf-maafan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com