KOMPAS.com - Kenangan masa lalu, ada kalanya indah untuk dikenang. Mungkin ada pula yang mengenang pengalaman mudik menggunakan kereta api (KA) ekonomi di masa lalu sebagai kenangan indah.
Ada banyak cerita mudik penumpang KA ekonomi.
Selama puluhan tahun, kereta api telah menjadi salah satu angkutan mudik andalan masyarakat yang hendak pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran.
Kereta api memang menjadi andalan bagi masyarakat ketika mudik, salah satunya karena harga tiket yang terjangkau.
Baca juga: Nostalgia Idul Fitri: Anda Generasi Kartu Lebaran, SMS, BBM, atau WhatsApp?
Sebelum PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan perbaikan layanan menyeluruh, mudik dengan KA ekonomi identik dengan sederet ketidaknyamanan.
Mulai dari penumpang yang berjejalan, jadwal perjalanan yang seringkali tidak tepat waktu, pedagang asongan yang berjualan di dalam gerbong, hingga risiko dicopet, adalah sederet hal yang harus dihadapi pemudik yang memilih naik KA ekonomi.
Kondisi semacam itu masih bisa dijumpai hingga setidaknya tahun 2011.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno membenarkan bahwa mudik Lebaran dengan KA ekonomi beberapa tahun lalu memang tidak senyaman sekarang.
"Pada saat itu, kondisi keretanya memang begitu. Orang mau masuk kereta saja rebutan. Sistemnya kan belum ada tiket, siapa yang dapat tempat ya siapa yang duluan duduk," kata Djoko saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/5/2021).
Djoko mengatakan, saking banyaknya penumpang yang ingin mudik menggunakan KA ekonomi, toilet yang ada di kereta pun juga ikut diisi penumpang.
"Sudah toiletnya bau, diisi orang lagi," ujar Djoko.
Dia menyebutkan, fenomena penumpang yang masuk ke gerbong lewat jendela juga merupakan hal yang lumrah pada waktu itu.
"Kalau yang enggak kuat, mereka di lokomotif. Bayar sama masinis. Jadi lokomotif masinis itu bisa sampai 10 orang di dalam, padahal sempit kayak gitu," kata Djoko.
"Kalau masih enggak cukup ya jejer di sekitar lokomotif itu. Kalau sekarang ngeri ya, tapi dulu biasa saja itu orang kayak gitu. Dihalau sama Polsuska turun, nanti pas kereta berangkat loncat semua," lanjutnya.
Djoko mengatakan, untuk menampung animo masyarakat yang hendak mudik menggunakan kereta api, kereta barang juga turut dikerahkan untuk mengangkut penumpang.