KOMPAS.com - Hampir semua pengguna smartphone menginstal aplikasi WhatsApp di ponsel mereka.
Tampilannya yang sederhana dan mudah diakses, ditambah proses pembuatan akun yang praktis membuat WhatsApp menjadi pilihan utama pengguna smartphone.
Namun di sisi lain, di balik kemudahan itu juga mudah pula informasi palsu, berita bohong atau hoaks menyebar di WhatsApp.
Seperti di grup-grup WhatsApp, seperti grup WA keluarga. Bahkan yang membagikannya adalah orangtua kita.
Baca juga: Muncul Notifikasi Kebijakan Privasi Baru WhatsApp, Terima atau Tolak?
Bapakku dulu suka forward hoaks. Sejak sering ku-counter pakai cek fakta, sekarang beliau selalu nanya dulu via japri. Pe-eR abis ini ajarin bapakku browsing sendiri. Semangat teman2 duta literasi digital grup WA keluwargaaa~ pic.twitter.com/lx7wZK15bL
— Andina Dwifatma (@andinadwifatma) May 7, 2021
Keberadaan fitur forward chat di WhatsApp salah satunya membuat peredaran hoaks semakin masif. Sebab, hoaks bisa dibagikan dengan mudah kepada banyak orang.
Oleh karena itu, pengguna WhatsApp perlu memeriksa ulang informasi yang diterima, untuk memastikan bahwa informasi tersebut sudah terverifikasi kebenarannya dan sesuai fakta.
Kendati demikian, tidak semua orang mampu melakukan pemeriksaan fakta, terutama pengguna WhatsApp generasi tua, yang tidak terlalu akrab dengan literasi digital.
Dosen Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta Andina Dwifatma, melalui akun Twitternya @andinadwifatma, Jumat (7/5/2021) membagikan pengalamannya memberikan edukasi literasi digital kepada ayahnya.
Unggahan Andina itu kemudian menarik perhatian warganet. Banyak warganet yang kemudian mengungkapkan pengalaman mengedukasi orang tua mereka tentang literasi digital agar tidak terjebak hoaks.
Yes! I did this with my mom sejak 5 thn belakangan. Awalnya mama tny knp aku keluar dari WAG klrga bsr, aku jwb krn terlalu byk sharing hoax. Trus sarankan mamaku utk cek dulu ke aku. Cm merelakan tiap 5 menit aja utk cek fakta, berhasil membebaskan mamaku dari terjebak hoax ????
— Reni (@chocoholicreni) May 7, 2021
yassss. ibuku kalo ada sesuatu selalu nanya dulu. Beliau ada grup pengajian, jadi kalau ibu2 di situ kirim sesuatu selalu nanya aku bener apa tidaknya. Ya Allah kayanya, kebangaanku pas wisuda, kalah ama kepercayaan ibu kepadaku sebagai fact checker. :")
— Dhani (@arman_dhani) May 7, 2021
Mamaku jugaa kemarin aku kirim tulisan terus dia balik nanya ini hoax bukan? Tau dari mana? Jadi kita bahas cara-cara cek legitimasi artikel bareng ???? untung lah
— Kenny ???? (@gingermilke) May 8, 2021