Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Gejayan dan Gugurnya Mahasiswa Mozes Gatotkaca

Kompas.com - 08/05/2021, 09:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 8 Mei 1998, terjadi Tragedi Gejayan atau Tragedi Yogyakarta yang menewaskan satu orang mahasiswa.

Mahasiswa itu adalah Mozes Gatotkaca. Namanya kini abadi menjadi nama sebuah jalan di sana, Jalan Moses Gatotkaca.

Tragedi Gejayan terjadi saat mahasiswa di Yogyakarta protes mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL). 

Diberitakan Harian Kompas, 6 Mei 1998, mahasiswa di berbagai kota mulai melakukan demo sejak 5 Mei.

Aksi untuk rasa itu terjadi di Medan, Palembang, Bandarlampung, Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Jember, Surabaya, Malang, Ujungpandang, dan Bali.

Massa mengadakan aksi jalan kaki (long march), menggelar spanduk dan poster, sambil meneriakkan yel-yel yang intinya menolak kenaikan harga BBM dan tarif listrik.

Hampir sebagian besar aksi itu berlangsung tanpa bentrokan dengan aparat keamanan, kecuali di Medan, Yogyakarta Ujungpandang, Bandung, dan Jakarta.

Di Ujungpandang, seorang mahasiswa tertembak. Di Jakarta, puluhan mahasiswa luka-luka.

Mengutip Kompas.com, 8 Mei 2019, saat itu kondisi perekonomian Indonesia makin memburuk, sehingga membuat mahasiswa melakukan aksi di luar kampus. Sebagian masyarakat juga ikut bergabung untuk bersuara.

Ketika itu aparat keamanan mulai memperlihatkan penanganan dengan kekerasan terhadap aksi mahasiswa. Aparat menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk meredam aksi mahasiswa.

Tragedi Gejayan menyebabkan ratusan orang luka-luka. Satu orang yang tewas yaitu yaitu mahasiswa MIPA dari Universitas Sanata Dharma, Mozes Gatotkaca.

Baca juga: Melihat Hajar Aswad: Asal Mula, Sejarah, dan Penampakan Batu dari Surga

Kronologi kejadian

Sultan Hamengku Buwono X, di depan hampir sejuta warga Yogyakarta dan sekitarnya pada 20 Mei 1998, membacakan maklumat yang isinya mengajak masyarakat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia mendukung Gerakan Reformasi. Pembacaan maklumat Sultan HB X itu dilakukan di depan Pagelaran Keraton, Yogyakarta. Hadir pula Paku Alam VIII.HARIADI SAPTONO (HRD) Sultan Hamengku Buwono X, di depan hampir sejuta warga Yogyakarta dan sekitarnya pada 20 Mei 1998, membacakan maklumat yang isinya mengajak masyarakat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia mendukung Gerakan Reformasi. Pembacaan maklumat Sultan HB X itu dilakukan di depan Pagelaran Keraton, Yogyakarta. Hadir pula Paku Alam VIII.

Para mahasiswa melakukan aksi di dekat universitas masing-masing sejak pukul 09.00 WIB.

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada melakukan aksi di bundaran kampus.

Sementara itu mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan mahasiswa IKIP Negeri Yogyakarta (kini UNY) melakukan aksi di halaman kampus masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
10 Mei 'Hari Kejepit', Apakah Libur Cuti Bersama?

10 Mei "Hari Kejepit", Apakah Libur Cuti Bersama?

Tren
Kritik Energi Peradaban

Kritik Energi Peradaban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com