Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ada Plastik di Dalam Cumi-cumi? Ini Kata Peneliti LIPI

Kompas.com - 05/05/2021, 14:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @wdh__, pada Minggu (3/5/2021) merekam pengalaman menemukan benda mirip plastik dalam cumi-cumi. 

Ia berasumsi bahwa benda yang masuk ke tubuh cumi-cumi itu adalah sampah plastik berasal dari laut.

"Enggak disangka-sangka padahal gw suka bgt sm cumi-cumi ternyata .....?, tulis keterangan dalam video tersebut. 

Dia juga meminta orang-orang untuk berhenti membuang sampah plastik di laut. 

"Plis banget stop buang sampah sembarangan di laut terutama plastik. Hari ini guwe makan cumi dan guwe gak sengaja menemukan plastik di dalam cuminya. Jadi plis banget kalian semua stop buang sampah sembarangan di laut," ujar pengunggahnya. 

@wdh__

omg ????????????

? SI GOBLOK - auntie al

Lantas, sebenarnya benda apakah itu?

Baca juga: Video Viral Ada Plastik di Dalam Cumi-cumi, Benda Apakah Itu?

Penjelasan LIPI

Peneliti oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Diah Anggraini Wulandari, M.Si., mengatakan bahwa benda mirip plastik di dalam cumi-cumi itu adalah cangkang internal.

"Cangkang ini sering disalahartikan sebagai plastik yang termakan oleh cumi-cumi/sotong. Padahal ini merupakan cangkang internal dari cumi-cumi," jelas Diah, kepada Kompas.com, Selasa (3/4/2021).

Diah menjelaskan, cumi-cumi adalah biota laut dari kelas Cephalopoda.

Sama seperti sotong, cumi-cumi tidak memiliki cangkang eksternal, namun memiliki sebuah cangkang internal.

Cangkang internal itu biasa disebut “Pen”.

Bentuknya memang seperti plastik transparan, tetapi memiliki tekstur keras karena mengandung 85 persen kalsiumkar bonat atau zat kapur.

Baca juga: Cara Gunakan Half Filter yang Viral di TikTok, Buat Wajah Auto Glowing

Manfaat cangkang

Diah menjelaskan, sebenarnya cangkang interal ini memiliki banyak manfaat.

"Cangkang internal cumi dan sotong dapat dimanfaatkan sebagai kitin atau kitosan," jelas Diah.

Kitin dapat diaplikasikan sebagai adsorben limbah logam berat dan zat warna, penghataran obat (drug delivery), dan antibakteri.

Diah menunjukkan studi tentang cumi-cumi yang dilakukan Abdul Razak, dari Universitas Lampung berjudul Potensi Cephalopoda sebagai Biomaterial Baru (2013).

Ia mengatakan bahwa cangkang cumi dan sotong berpotensi untuk diaplikasikan dalam pengembagan plastik implan dan karbon fiber.

Cumi-cumi biomaterial dari laut yang potensial karena mengandung karbon yang tinggi serta menjadi sumber natrium untuk mengatasi radang sendi.

Baca juga: Viral Video Cara Mencari Mata Air dengan Kelapa, Ini Kata Ahli Geologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com