KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai seseorang yang kehilangan password Google Authenticator miliknya beredar di media sosial pada Jumat, (23/4/2021).
"@c0insbit hello coin it's I lost my Google Authenticator key, please help, sir. How do I get back into my account, thank you?
(@c0insbit halo koin, saya kehilangan kunci Google Authenticator saya, tolong bantu, pak. Bagaimana cara saya kembali ke akun saya, terima kasih?)" tulis akun Twitter @OtongRofii dalam twitnya.
Baca juga: Mengenal Google Authenticator, Aplikasi untuk Menjaga Data pada Ponsel
@c0insbit hello coin it's I lost my Google Authenticator key, please help, sir. How do I get back into my account, thank you?
— otongAR79 (@OtongRofii) April 22, 2021
Diketahui, Google Authenticator adalah aplikasi keamanan gratis yang dapat melindungi akun penggunanya dari pencurian kata sandi.
Aplikasi ini mudah dioperasikan dan dapat melindungi akun penggunanya dengan basis otentifikasi dua faktor (2FA).
Namun, jika ponsel kita mengalami reset atau kehilangan aplikasi Google Authenticator, maka berdampak pada pengguna yang tidak bisa masuk ke akun miliknya.
Bagaimana jika akun Google Authenticator terhapus, reset atau mengalami gangguan?
Menanggapi hal itu, Security Digital Trainer, Yerry Niko Borang menjelaskan bahwa ada cara untuk mengatasi kendala Google Authenticator yang terhapus yakni dengan antisipasi backup data.
"Bisa (di-backup). Ada di sebelah kanan atas pilihan export account, itu dipilih aja," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/4/2021).
Baca juga: Waspadai Pencurian Data KTP untuk Pinjaman Online, Berikut Cara Melindunginya
Ia menambahkan, setelah menekan "export account" kemudian pilih opsi "export".
Nantinya, sistem aplikasi akan me-generate QR kode untuk melakukan eksport data.
Untuk keamanan dan antisipasi password hilang, Yerry menyarankan untuk menyimpan kode QR.
"Kan ada 2 kode plus gambar QR-nya, kodenya disimpan di notes atau penyimpanan aman," ujar Yerry.
Tetapi, jika pengguna belum mempersiapkan langkah penanganan ini, misal tidak sempat menyimpan kode QR, maka bisa tetap mengekspor data melalui aplikasi atau Google Autheticatornya.
Baca juga: [POPULER TREN] Profil Munarman | Berapa Harga Satu Unit Kapal Selam?
Meski terbilang cukup populer untuk aplikasi keamanan data, Google Authenticator memiliki sisi kelebihan dan dan kekurangannya.
Yerry mengatakan, keunggulan dari Google Authenticator adalah mampu memberikan jaminan keamanan data pribadi atau sebagai tambahan untuk proteksi data pribadi.
Sementara untuk kelemahannya yakni jika Google Authenticator mengalami reset atau hilang.
"Kelemahannya kalau hilang atau reset, bakal repot, karena fungsinya sama dengan PIN bank atau token," ucap Yerry.
Baca juga: Analisis BMKG Terkait Gempa Sukabumi dan Daerah yang Ikut Merasakan
Yerry mengatakan, seseorang bisa juga menggunakan dua ponsel untuk melakukan penyimpanan kode QR.
Langkah pertama yakni foto kode QR yang tertera pada ponsel pertama saat proses ingin back up data.
Langkah kedua, bisa dengan melakukan back up gambar-gambar kode (yang sebelumnya telah tersimpan di ponsel) yang di-generate ketika proses eksport data.
"Difoto aja, karena biasanya Google Authenticator tidak bisa di-screen capture," ujar Yerry.
Menurutnya, ketika sudah selesai melakukan back up data, maka semua data sudah aman.
"Misal ketika ponsel hilang, kalau sudah di-back up aman, hanya butuh di-erase dari jauh lewat Google Found and Lost Apps, jadi semuanya aman," ujar Yerry.
Selain itu, seseorang yang kehilangan ponsel juga dapat mendatangi gerai nomor telepon atau provider untuk mematikan nomor tersebut agar tidak disalahgunakan.
Baca juga: Mengenal Google Authenticator, Aplikasi untuk Menjaga Data pada Ponsel
Di sisi lain, masyarakat tentu mencemaskan data yang berada di ponsel yang hilang, apalagi jika orang tersebut kerap melakukan transaksi melalui mobile banking atau m-banking.
Jika ponsel hilang, Yerry menjelaskan, m-banking terhubung dengan SMS dan email pemilik ponsel.
Menurutnya, apabila ponsel hilang, korban harus cepat menghubungi pihak bank untuk memblokir nomor ponselnya.
Sebab, jika seseorang mengakses m-banking, maka ia akan mendapatkan kode melalui nomor ponsel yang bersangkutan.
Kendati demikian, dengan memblokir nomor telepon, maka pencuri tidak bisa mengakses m-banking miliknya.
Baca juga: Zakat Fitrah: Besaran, Kriteria Penerima, dan Cara Bayar via Online
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.