Dia mengatakan, hal tersebut bisa terjadi jika kondisi kelistrikan kapal selam dalam keadaan masih berfungsi atau hidup.
"Kalau listrik hidup bisa bertahan sampai lima hari. Kalau enggak blackout, kalau ada listrik bisa sampai lima hari," kata Yudo.
Namun, Yudo mengingatkan kembali, jika kapal dalam keadaan blackout, maka cadangan oksigen yang ada hanya dapat bertahan selama 72 jam atau tiga hari.
Baca juga: #PrayForKRINanggala402, Doa Warganet KRI Nanggala-402 Segera Ditemukan
Yudo Margono mengatakan, kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami keretakan usai dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Keretakan terjadi lantaran kapal buatan Jerman itu berada di kedalaman laut yang melebihi kemampuan kapal, yaitu sekitar 850 meter di bawah permukaan laut.
"Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan. Karena memang terjadi tekanan kedalaman yang sekian dalamnya sampai 700-800 meter ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," kata Yudo
Yudo melanjutkan, keretakan tersebut membuat barang-barang yang berada di dalam kapal selam kemudian terangkat keluar.
Barang-barang itulah yang kemudian ditemukan oleh tim pencari dari TNI AL selama proses pencarian.
Yuda menambahkan, KRI Nanggala-402 kemungkinan besar tidak meledak, karena tidak terdengar adanya ledakan.
"Kalau ledakan pasti ini akan terdengar, di sonar pasti terdengar kalau ledakan. Jadi bukan ledakan, lebih kepada keretakan," tutur dia.
Baca juga: Mengenal Pesawat AS P-8 Poseidon yang Bantu Cari KRI Nanggala-402
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.